Tahun 2022 diakhiri dengan 59 emiten yang sudah melaksanakan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham. Data tersebut merujuk hingga 15 Desember 2022. Beberapa diantaranya adalah 17 saham dari sektor non primer, 10 saham sektor primer, 5 sektor saham teknologi, 3 saham sektor energi.
Selanjutnya, ada 5 saham dari sektor infrastruktur, 3 saham dari energi dasar, 4 saham dari sektor kesehatan, 3 saham dari sektor transportasi, 4 saham sektor industri, dan satu saham dari sektor keuangan.
Dari jumlah tersebut, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menjadi emiten dengan raihan dana hasil IPO terbesar pada 2022. Sedangkan PT Utama Radar Cahaya Tbk (RCCC) menjadi emiten dengan peraihan dana terkecil.
Tak hanya itu, terdapat emiten yang meraih kinerja moncer pada tahun pertamanya melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Berikut rangkuman yang sudah disusun oleh Katadata.co.id terkait kinerja emiten-emiten yang IPO sepanjang tahun 2022.
Melansir keterbukaan informasi, GOTO meraih dana Rp 13,7 triliun dari IPO. Adapun GoTo mengeluarkan 40.615.056.000 juta saham seri A yang mewakili sekitar 3,43% dari modal ditempatkan dan disetor emiten. Saham diperdagangkan dengan harga Rp 338 per lembar.
Dalam prospektusnya, perseroan merencanakan untuk menggunakan 30% dana untuk emiten, 30% akan dialokasikan kepada Tokopedia, 25% pada PT DAB atau Gopay, 5% kepada PT MAB atau bagian dari GoFinance, 5% pada VDIGI SG Ltd atau Gojek Singapura, dan 5% lainnya dialokasikan kepada Go Viet Ltd (Gojek Vietnam).
Selanjutnya, ada PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) yang menduduki peringkat kedua dengan himpunan dana terbesar sepanjang 2022.
Global Digital Niaga atau Blibli berhasil menghimpun Rp 7,99 triliun dana. Melansir prospektus, BELI menerbitkan sebanyak-banyaknya 17.771.205.900 saham atau setara 15% saham dengan harga penawaran awal Rp 450 per lembar.
Resmi melantai di BEI pada 8 November 2022, Blibli menggunakan sekitar Rp 5,5 triliun dana hasil IPO untuk pembayaran seluruh saldo utang fasilitas perbankan PT Bank Central Asia Tbk dan PT Bank BTPN Tbk.
Sedangkan sisanya akan digunakan perseroan sebagai modal kerja seperti pemasaran, pengembangan produk, pembiayaan kegiatan operasional dan penambahan fasilitas pendukung usaha perseroan.
Menduduki peringkat ketiga, ada PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA). Emiten infrastruktur ini, memasuki BEI pada 8 Agustus Lalu. Adapun perseroan menawarkan 2.525.464 saham dengan harga penawaran awal Rp 396 per lembar.
Melalui IPO, Mora berhasil menghimpun dana kurang lebih Rp 1 triliun. 85% dananya untuk kebutuhan investasi tidak terbatas pada ekspansi jaringan, termasuk backbone, lastmile, capacity upgrades, dan infrastruktur pasif. 15% sisanya akan digunakan untuk modal kerja dan kegiatan umum usaha perseroan.
Selanjutnya, PT Jayamas Medica Industri Tbk (OMED) menghimpun dana Rp 828 miliar dari hasil penawaran umum saham perdana pada 8 November 2022 lalu. Emiten kesehatan ini menawarkan 4.058.850.000 saham atau mewakili 15% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Dana IPO akan dialokasikan mayoritas sekitar 72,19% untuk pengembangan usaha dalam bentuk belanja modal dan modal kerja.
Emiten-emiten lainnya yang menghimpun dana terbesar sepanjang IPO 2022 adalah PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC) dengan jumlah dana yang dihimpun Rp 652 miliar, dan emiten energi, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) dengan himpunan dana Rp 604 miliar.
Tak hanya itu, PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) menghimpun dana sebesar Rp 526 miliar, PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT) dana yang dihimpun Rp 431 miliar, PT Wir Asia Tbk (WIRG) dengan himpunan dana Rp 392,63 miliar dan PT Champ Resto Indonesia Tbk (ENAK), dana yang dihimpun Rp 368 miliar.
No. | Nama Perusahaan | Harga IPO | Tanggal IPO | Dana Yang Dihimpun |
1. | PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) | Rp 338 | 11 April 2022 | Rp 13,72 triliun |
2. | PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) | Rp 450 | 8 November 2022 | Rp 7,99 triliun |
3. | PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) | Rp 396 | 8 Agustus 2022 | Rp 1 triliun |
4. | PT Jayamas Medica Industri Tbk (OMED) | Rp 204 | 8 November 2022 | Rp 828 miliar |
5. | PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC) | Rp 256 | 25 Januari 2022 | Rp 652,61 miliar |
6. | PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) | Rp 100 | 3 Januari 2022 | Rp 604,85 miliar |
7. | PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) | Rp 600 | 10 Maret 2022 | Rp 526,24 miliar |
8. | PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT) | Rp 690 | 8 November 2022 | Rp 431,25 miliar |
9. | PT Wir Asia Tbk (WIRG) | Rp 168 | 4 April 2022 | Rp 392,63 miliar |
10. | PT Champ Resto Indonesia Tbk (ENAK) | Rp 850 | 8 Februari 2022 | Rp 368,33 miliar |
Sedangkan PT Utama Radar Cahaya Tbk (RCCC) menjadi emiten dengan perolehan dana IPO terkecil sepanjang 2022.
PT Utama Radar Cahaya Tbk (RCCC) mendapatkan Rp 20,2 miliar dari total 150 juta saham yang ditawarkan pada penawaran awal. Adapun harga IPO emiten transportasi ini Rp 135 per saham. Dana dari IPO mayoritas digunakan sekitar 75,17% untuk pembelian kendaraan truk bekas.