Bursa Saham Rontok, Xi Jinping Segera Bertemu dengan Regulator Cina

ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Akbar Nugroho Gumay/nym.
Presiden China Xi Jinping tiba di lokasi KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022).
7/2/2024, 05.10 WIB

Presiden Cina Xi Jinping dikabarkan akan bertemu dengan para regulator untuk membahas upaya pemerintah dalam mengakhiri penurunan kinerja saham negara tersebut. Pertemuan itu diharapkan dapat menghasilkan langkah cepat untuk mengatasi masalah ini. 

Seperti diketahui, saham-saham negara tirai bambu tersebut memperpanjang masa rebound  karena regulator sekuritas Cina akan bertemu dengan presiden untuk membahas terkait kondisi pasar dan inisiatif kebijakan terbaru pada Selasa (6/2).

Menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut, indeks acuan CSI 300 ditutup naik 3,5% pada hari terbaiknya sejak akhir tahun 2022. Saham-saham berkapitalisasi kecil yang sejauh ini terkena dampak terbesar dari penurunan tersebut juga melonjak, dengan indeks CSI 1.000 naik 7%, terbesar sejak tahun 2008.

Meskipun tidak jelas apakah akan ada langkah-langkah baru yang akan dihasilkan dari pertemuan tersebut, para pelaku pasar berharap kali ini akan berbeda. Mereka berharap ada pendekatan baru yang dilakukan pemerintah untuk mendukung perekonomian dan menstabilkan pasar yang sejauh ini masih gagal mengangkat sentimen. 

Bagi para regulator, penting untuk menstabilkan pasar saham guna menghindari semakin terpuruknya kepercayaan konsumen saat Cina memasuki libur tahun baru Imlek selama seminggu.

“Berita bahwa orang nomor satu di negara ini mengadakan pertemuan, merupakan perkembangan yang menggembirakan karena menunjukkan bahwa penurunan ekonomi semakin dekat dengan tingkat kenyamanan bagi pihak berwenang,” kata Fund Manager JH Investment Management Co Li Weiqing dilansir dari Bloomberg, Rabu (7/2).

Valuasi Saham Cina Anjlok

Diberitakan sebelumnya, Saham-saham Cina tidak hanya mengalami awal yang buruk di tahun 2024, selama tiga tahun terakhir, valuasi saham-saham di Bursa Cina dan Hong Kong telah terhapus sekitar US$ 6 triliun.

Nilai ini setara dengan dua kali lipat output ekonomi tahunan di Inggris. Indeks Hang Seng bahkan jatuh 10% sepanjang tahun ini. Sementara indeks Shanghai Composite dan Shenzhen Component masing-masing turun 7% dan 10%.

Berita tentang pertemuan Xi Jinping ini menyusul banyaknya pengumuman yang mendukung pada hari sebelumnya, termasuk janji Central Huijin Investment Ltd., unit yang memegang saham pemerintah Cina di lembaga keuangan besar, untuk membeli lebih banyak dana yang diperdagangkan di bursa.

“Segala upaya akan dilakukan untuk mempertahankan operasi pasar yang stabil,” ujarnya.

Sejumlah tantangan dihadapi Cina seperti penurunan sektor properti, tingginya angka pengangguran, deflasi dan turunnya angka kelahiran dengan cepat.

Selain itu, sentimen Evergrande terus membayangi pasar cina dalam dua pekan terakhir. Sebab, pengadilan Hong Kong memutuskan raksasa properti ini untuk dilikuidasi sehingga akan berdampak pada masa depan properti Cina.

Dengan berbagai tantangan tersebut, Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi Cina hanya akan mencapai 4,6% pada 2024, dari 5,2% di 2023. Ini merupakan kinerja terlemah dalam beberapa dekade terakhir.

Reporter: Zahwa Madjid