Saham Indofarma Bangkit Meski Dapat Empat Notasi Khusus Bursa

Indofarma.id
PT Indofarma Tbk (INAF)
6/5/2024, 17.56 WIB

PT Indofarma Tbk (INAF) melesat pada penutupan perdagangan Senin (6/5) sore. Padahal, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah memasukan saham INAF ke dalam radar papan pemantauan khusus.

Saham INAF naik 3,70% dan ditutup pada level Rp 140 per lembar saham. Saham emiten farmasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu hari ini diperdagangkan di rentang harga Rp 135 - Rp 140 per unit. Bahkan, sahamnya menguat 7,69% dalam sepekan terakhir. 

Tak hanya itu, saham Indofarma telah ditransaksikan sebanyak 38 kali dengan volume sebesar 50,90 ribu lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 6,94 juta. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini Rp 433,90 miliar.

Sedangkan price earning ratio (PER) INAF sudah -1,70 kali dan price to book value (PBVR) INAF kini -4,12 kali. Kemudian selama seminggu terakhir, sahamnya anjlok 56,52% dan longsor sebanyak 75,86% secara year to date (ytd).

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah memberikan empat tanda notasi negatif ke emiten farmasi itu, di antaranya:

  1. Notasi M: Adanya permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU)
  2. Notasi E: Laporan keuangan terakhir menunjukan ekuitas negatif
  3. Notasi L: Perusahaan tercatat terlambat menyampaikan laporan keuangan
  4. Notasi X: Perusahaan tercatat memenuhi kriteria efek bersifat ekuitas dalam pemantauan khusus

Bursa juga telah mengumumkan terjadinya penurunan harga saham di luar kebiasaan atau unusual market activity (UMA) pada saham INAF. Penyematan status UMA ini terjadi di tengah pelbagai isu yang membelit perusahaan.

Otoritas bursa menegaskan, peringatan UMA ini sebagai upaya perlindungan investor. Oleh karenanya, BEI mengimbar investor agar memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi bursa.

“Sehubungan dengan terjadinya UMA atas saham INAF tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini,”  tulis pengumuman BEI, dikutip Senin (22/4).

 
Reporter: Nur Hana Putri Nabila