Kinerja Bank 2016, Hanya Kredit Investasi yang Tumbuh Positif

Arief Kamaludin | Katadata
30/12/2016, 14.53 WIB

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, penyaluran kredit perbankan masih seret hingga November lalu. Secara total, pertumbuhannya sejak awal tahun hanya 8,46 persen, lebih rendah dibanding periode sama tahun sebelumnya (year on year) yang sebesar 9,8 persen. Namun, khusus untuk kredit investasi, pertumbuhannya membaik.  

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad mengatakan, kredit investasi tumbuh 11,75 persen, lebih tinggi dibanding periode sama tahun lalu yang hanya 10,7 persen. Sedangkan kredit modal kerja hanya tumbuh 7,34 persen, menurun dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar 7,6 persen. Sedangkan kredit konsumsi hanya tumbuh 7,39 persen. 

(Baca juga: BI: Bunga Kredit Masih Bisa Turun 0,5 Persen)

Menurut Muliaman, perlambatan pertumbuhan kredit terjadi karena pertumbuhan ekonomi global yang masih lamban. Selain itu, risiko ketidakpastian juga meningkat imbas naiknya inflasi negara maju kecuali Amerika Serikat (AS), pengetatan moneter di AS yang lebih cepat, dan perlambatan pertumbuhan ekonomi Cina yang merupakan mitra dagang penting Indonesia.

"Bahkan muncul semangat proteksionis atau nasionalis di beberapa negara maju, itu berpengaruh," ujar Muliaman saat konferensi pers akhir tahun OJK di kantornya, Jakarta, Jumat (30/12). Hingga November lalu, total penyaluran kredit tercatat Rp 4.285 triliun. 

Bila dilihat per sektor, pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor listrik 40,17 persen, konstruksi 21,42 persen, administrasi pemerintahan 18,38 persen, dan pertanian 16,67 persen. (Baca juga: Dinilai Enggan Biayai Infrastruktur, Sri Mulyani Sindir para Bankir)

Sementara itu, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) masih cukup tinggi yaitu sebesar 3,18 persen gross dan 1,38 persen nett. Kondisi NPL ini memburuk dibanding periode sama tahun lalu yaitu 2,66 persen gross dan 1,22 persen nett.

Meski begitu, permodalan perbankan tercatat menebal. Hal tersebut tampak dari rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang mencapai 23,13 persen, lebih tinggi dibanding November 2015 sebesar 21,35 persen. (Baca juga: LPS: 12 Bank Sistemik Bukan Berarti Kondisinya Buruk)

Dari segi pendanaan, Muliaman melansir, dana nasabah atau Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat tumbuh 8,4 persen, lebih tinggi dibanding November 2015 yang hanya 7,7 persen. Pertumbuhan tersebut disokong kenaikan dana tabungan sebesar 12,49 persen, giro 8,29 persen, dan deposito 5,85 persen.

Reporter: Martha Ruth Thertina