Harga Saham BCA Cetak Rekor Tertinggi, Apa Kabar Wacana Stock Split?

Arief Kamaludin (Katadata)
Bank BCA
Penulis: Ihya Ulum Aldin
15/1/2021, 14.43 WIB

Sebagai perbandingan, total frekuensi perdagangan di pasar modal saat itu mencapai 2 juta kali dengan total volume saham yang ditransaksikan mencapai 35,65 miliar. Sementara, total nilai transaksi di pasar modal mencapai Rp 28,24 triliun dalam sehari.

Meski harga saham BBCA cukup mahal untuk investor ritel, namun aktivitas perdagangannya masih tinggi. Pasalnya, aktivitas tersebut dimotori oleh investor asing institusi yang mulai kembali ke pasar saham Indonesia seiring dengan mulai turunnya risiko global yang terdampak pandemi Covid-19.

Dengan adanya vaksin, investor asing mulai berani memindahkan aset-asetnya dari yang berisiko rendah seperti emas, ke aset yang lebih berisiko seperti pasar saham negara berkembang. Investor asing memang cenderung masuk ke saham bernilai kapitalisasi pasar besar terlebih dahulu pada awal-awal masa recovery.

"Hal ini yang berdampak pada frekuensi dan volume BBCA yang masih terus tinggi," kata Nugroho.

Analis Piarmas Investindo Sekuritas Okie Setya Ardiastama mengatakan, stock split memang menjadi salah satu pilihan untuk tingkatkan likuidtas saham BCA. Namun, dengan stock split, ada potensi penurunan laba bersih saham (earning per share/EPS) dan dividen per saham (dividen per share/DPS).

"Hal ini tentu menjadi pertimbangan, baik bagi manajemen maupun institusi pemegang saham BBCA," kata Okie kepada Katadata.co.id, Jumat (15/1).

Okie menilai, sejauh ini masih ada potensi bagi BBCA melanjutkan penurunan. Frekuensi yang meningkat seiringan dengan ekspektasi investor yang meningkat sejalan dengan pergerakan IHSG. "Namun pelaku pasar perlu antisipasi penurunan yang terjadi saat ini," katanya.

Halaman: