Beban Cukai Tinggi, Laba Bersih Gudang Garam Anjlok 29% pada 2020

ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
PT Gudang Garam Tbk.
Penulis: Safrezi Fitra
31/3/2021, 15.37 WIB

Tingginya beban pokok penjualan telah menggerus laba kotor perseroan. Laporan keuangan 2020 mencatat laba kotor Gudang Garam hanya Rp 17,39 triliun. Capaian ini menurun hingga 23,68% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 22,78 triliun.

Selain setoran ke negara yang membuat beban pokok penjualan naik tinggi, fluktuasi nilai tukar rupiah juga menggerus laba Gudang Garam. Perseroan mencatat rugi kurs bersih tahun lalu Rp 38,69 miliar, meningkat hingga 91% dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 20,17 miliar.

Alhasil, laba bersih Gudang Garam sepanjang 2020 tercatat hanya Rp 7,59 triliun. Padahal, pada 2019, Gudang Garam mampu meraup laba bersih hingga Rp 10,80 triliun.

Tantangan berat industri rokok Tanah Air tahun lalu diperkirakan masih akan berlanjut tahun ini. Ada dua momok besar sejak tahun lalu, yaitu kenikan tarif cukai dan daya beli masyarakat yang turun karena pandemi Covid-19. 

Analis Reliance Sekuritas Anissa Septiwijaya menilai tahun ini masih menjadi tahun yang cukup berat buat industri rokok Tanah Air. Alasannya, selain dampak dari kenaikan cukai rokok yang bisa menurunkan permintaan, daya beli masyarakat yang belum pulih akibat Covid-19 juga turut membebani kinerja.

"Nampaknya beberapa emiten rokok akan mulai merambah bisnis ke sektor non-rokok," kata Anissa kepada Katadata.co.id, beberapa waktu lalu.

Dia mengapresiasi langkah Gudang Garam yang mulai berinvestasi sektor infrastruktur seperti jalan tol dan bandara. Adapun, pembangunan Bandara Dhoho di Kediri tersebut sudah mulai melakukan seremoni peletakan batu pertama (groundbreaking) pada April tahun lalu. Proyek ini masuk dalam proyek strategis nasional (PSN).

Halaman: