Menuju Bank Digital, Bank MNC Berencana Tambah Modal Rp 1 Triliun

Arief Kamaludin | KATADATA
Gedung MNC
5/5/2021, 18.04 WIB

Sebagai gambaran, Bank MNC Internasional memiliki modal ditempatkan dan disetor penuh senilai Rp 2,35 triliun dengan jumlah saham berkisar 25,33 miliar lembar. Nantinya, lewat dua aksi korporasi tadi, jumlah saham untuk kategori tersebut meningkat menjadi 45,23 miliar lembar terdiri dari 23,18 miliar saham seri B dan 22,06 miliar saham seri A.

Hitungan tersebut sudah termasuk asumsi Waran IV sebesar 273.580.205 dan Waran V sebesar 2.862.285.378 yang dikonversi menjadi saham baru dan ikut ambil bagian di dalam penambahan modal dengan HMETD

Sedangkan nilai nominal untuk modal ditempatkan dan disetor penuh akan meningkat 42 %, atau sekitar Rp 1 triliun, menjadi Rp 3,36 triliun. Sekitar Rp 1,16 triliun berasal dari saham seri B dan Rp 2,20 triliun berasal dari saham seri A. 

Adapun dampak dari hadirnya sejumlah saham baru yang diterbitkan ini maka pemegang saham BABP akan mengalami penurunan (dilusi) kepemilikan saham secara proporsional. Ini sesuai dengan jumlah saham baru yang diterbitkan sebanyak-banyaknya 33,33% setelah penambahan modal dengan HMETD dan 37,07% setelah penambahan modal dengan HMETD dan PMTHMETD.

“Dilusi yang terjadi atas PMTHMETD terhadap jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh sebelum penambahan modal dengan HMETD dan PMTHMETD relatif kecil, yaitu 9,09%,” demikian bunyi keterbukaan informasi tersebut.

Sementara itu, OJK menyampaikan profil risiko lembaga jasa keuangan per Maret 2021 masih terjaga pada level yang terkendali. Likuiditas dan permodalan perbankan berada pada level yang memadai. Alat likuid yang dimiliki perbankan terus meningkat yang ditandai dengan pertumbuhan DPK. Rasio solvabilitas sektor jasa keuangan cukup solid. CAR perbankan, gearing ratio PP, dan RBC asuransi terjaga di atas threshold.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh menyatakan berbagai upaya untuk mempercepat pemulihan ekonomi masih terus dilakukan. Baik itu melalui vaksinasi sebagai game changer dan beragam stimulus yang dikeluarkan, rasio prudensial sektor keuangan masih terjaga dengan baik dan dalam kondisi stabil.

"Kredit mulai tumbuh dan kami harapkan terus positif untuk mendorong berbagai multiplier effect penggerak aktivitas ekonomi nasional," kata Wimboh.

Selain itu, otoritas tetap berfokus memperkuat pengawasan dan surveillance secara terintegrasi serta, sekaligus mendorong kebijakan yang preemptive dan forward looking untuk membantu percepatan pemulihan sektor riil dan perekonomian secara keseluruhan serta menjaga momentum penguatan ekonomi.

Halaman: