Gudang Garam Bagi Dividen Jumbo saat Pandemi, Simak Prospek Sahamnya

ANTARA FOTO/DESTYAN SUJARWOKO
Pekerja melinting rokok sigaret kretek di salah satu industri rokok di Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (31/5).
Penulis: Lavinda
13/7/2021, 13.18 WIB

Meski begitu, Analis Bahana Sekuritas Muhammad Wafi mengatakan, kinerja perusahaan rokok besar, termasuk Gudang Garam, agak berat karena masih harus menaikkan harga jual rata-rata di tengah cukai yang naik.

"Overall agak berat karena masih dihantui kenaikan cukai. Karena cukai pasti naik hanya perkara waktu saja (naiknya) sekarang atau nanti," kata Wafi kepada Katadata.co.id.

Dari sisi konsumsi rokok masyarakat dinilai tidak banyak turun meski kondisi pandemi Covid-19 yang membuat pendapatan masyarakat turun. Namun, Wafi menilai, masyarakat menurunkan daya belinya dari yang sebelumnya rokok golongan 1, menjadi rokok golongan di bawahnya.

"Dari konsumsi tidak banyak turun karena rokok di sini termasuk kebutuhan primer. Yang ada, bakal banyak yang downtrading ke tier 2 atau 3, bahkan ke rokok ilegal," katanya.

Meski begitu, Wafi menilai valuasi harga saham Gudang Garam terbilang sudah berada di bawah harga karena harganya sempat mengalami penurunan. Ia menilai, untuk investasi jangka panjang, investor masih bisa untuk menahan (hold) saham rokok asal Kediri, Jawa Timur tersebut.

"Jd untuk long term masih bisa hold karena ada dividen juga lumayan. Tapi karena industrinya masih berat, jadi jangan tambah dulu bobot portfolionya," katanya.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin