Penantian panjang investor untuk membeli saham decacorn Tanah Air, PT Goto Gojek Tokopedia Tbk alias GoTo bakal segera terealisasi. Perusahaan identik dengan warna hijau tersebut, resmi membuka penawaran perdana sahamnya per Selasa (15/3) hingga Senin (21/3) mendatang.
Sebanyak 52 miliar saham baru GoTo atau setara 4,35 % dari modal perusahaan, ditawarkan ke publik jelang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun rentang harga saham yang ditawarkan berkisar Rp 316 hingga Rp 346 per lembarnya.
Menariknya, tak hanya menjajakan saham ke publik, GoTo juga berupaya menjaga pergerakan harga sahamnya stabil ke depan. Berbagai strategi bakal diterapkan untuk menghindari risiko merosotnya harga saham dalam waktu dekat, seperti melakukan penjatahan, hingga menerapkan program kepemilikan saham.
Lewat aksi korporasi tersebut, GoTo berpotensi meraih dana initial public offering atau IPO raksasa, hingga Rp 17,9 triliun. Namun, nilai tersebut lebih rendah dibandingkan IPO Bukalapak tahun lalu, yang sukses menggaet Rp 21,9 triliun dana segar.
Dana hasil IPO GoTo, nantinya akan ditebar ke beberapa unit bisnis perusahaan itu. Di mana 30 % akan digunakan untuk keperluan perusahaan, 30 % untuk Tokopedia, sedangkan 25 % akan dialokasikan ke PT Dompet Anak Bangsa yang mengelola bisnis pembayaran, GoPay.
Adapun sisa dana IPO, yakni 15 % akan dibagi rata ke PT Multifinance Anak Bangsa (MAB) sebagai bagian dari GoFinance, Velox Digital Singapore yang merupakan Gojek Singapura, dan juga Go Viet yaitu Gojek Vietnam.
Terapkan Stabilisasi hingga Kunci Harga
Sebagai upaya menghindari risiko anjloknya harga saham jangka pendek, GoTo terapkan skema stabilisasi harga. Perusahaan patungan Gojek dan Tokopedia tersebut menunjuk PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Bersama dengan penjamin efek, GoTo berencana bakal menerapkan stabilisasi harga saham lewat opsi penjatahan lebih hingga 7,8 miliar saham Seri A, dari saham treasuri emiten pada harga penawaran.
Penjatahan rencananya bakal dilakukan Kamis (31/3), setelah tanggal efektif IPO pada Jumat (25/3) dan masa penawaran umum pada 29-31 Maret. Adapun puncak pencatatan saham GoTo di BEI, rencananya akan berlangsung Jumat (1/4).
Opsi penjatahan lebih tersebut, bukan bagian dari penyesuaian kelebihan pemesanan saham penjatahan terpusat. Melainkan skema khusus, di mana dana yang diperoleh dari penjualan saham tambahan akan digunakan untuk stabilisasi harga melalui pembelian saham di pasar sekunder.
Selain itu, untuk memastikan pemegang saham lama atau eksisting tidak menjual sahamnya dalam delapan bulan hingga dua tahun mendatang sejak tanggal efektif, maka GoTo menerapkan mekanisme lock-up alias kunci saham.
Lock-up adalah masa ketika investor tidak diizinkan untuk menjual saham dari investasi tertentu. Dalam periode lock up saham, manajemen dan pemegang saham besar dari perusahaan publik dilarang menjual saham mereka segera pasca IPO. Hal itu untuk melindungi investor ritel ketika suatu harga saham perusahaan tersebut mengalami penurunan.
Saham Gotong Royong
Upaya lain yang bakal dijalankan GoTo untuk menekan risiko turunnya harga saham secara mendadak, yakni dengan meluncurkan Program Saham GoTong Royong. Harapannya, program itu dapat memberi dampak sosial kepada pemangku kepentingan alias stakeholder berupa penjatahan saham.
Dalam prospektus GoTo, disebutkan kalau program tersebut akan terbagi dalam tiga bagian, pertama program inisiatif pemberian saham kepada mitra pengemudi, kedua program konsumen dan pedagang, dan ketiga program rencana insentif jangka panjang.
Untuk program pemberian saham kepada mitra pengemudi, salah satu pemegang saham GoTo, yaitu Salam Satu Aspal (SSA) akan memberikan 919,5 juta lembar saham seri A secara cuma-cuma atau sekitar 0,08 % modal perusahaan, kepada 600 ribu mitra pengemudi di Indonesia.
Adapun empat kriteria bagi penerima saham ini, yaitu pertama kategori pelayanan yang diberikan mitra, kedua lamanya mitra pengemudi telah terdaftar, ketiga seberapa aktif mitra pengemudi menjelang penawaran umum perdana saham, dan keempat status mitra pengemudi dengan GoTo.
Pemberian saham kepada mitra tersebut, akan dilakukan secara bertahap dan direncanakan selesai pada kuartal keempat, tahun depan. Adapun hingga 30 September 2021, GoTo memiliki lebih dari 2,5 juta mitra pengemudi terdaftar.
Di samping itu, GoTo bakal mengalokasikan 4,3 miliar lembar saham Seri A kepada konsumen dan pedagang. Di mana, hanya pedagang tertentu yang dapat melakukan pemesanan saham decacorn tersebut, salah satunya dilihat dari jangka waktu bergabung dengan ekosistem GoTo.
Selain itu, kesempatan konsumen untuk memesan saham GoTo akan ditentukan dari status loyalti pada GoClub Gojek dan TokoRewards Tokopedia. Di mana, jatah saham tersebut bersifat tidak wajib diambil oleh konsumen dan pedagang, sehingga memungkinkan adanya sisa saham yang tidak diambil peserta program dan bakal ditawarkan ke publik.
Dalam siaran pers yang diterima Katadata, GoTo mencatat lebih dari 14 juta pedagang terdaftar di ekosistem perusahaan. Adapun total konsumen yang bertransaksi dalam setahun (annual transacting user/ATU) mencapai 55 juta.
Untuk Program Rencana Insentif Jangka Panjang, GoTo membidik seluruh karyawan tetap untuk memperoleh manfaat ekonomi dari IPO decacorn tersebut. Kriterianya, mereka yang dinyatakan sebagai karyawan tetap per November 2021.
Nantinya, GoTo akan menerbitkan hak kepada karyawan tetap atas saham Seri A baru sebanyak 16,8 lembar atau setara 1,5 % modal keseluruhan setiap tahunnya, untuk periode 10 tahun setelah tanggal efektif.
“Ini menjadi cita-cita kami untuk memperluas manfaat IPO bagi semua stakeholders penting, yakni para mitra pengemudi, merchants, konsumen, dan karyawan yang sudah berkontribusi dari awal berdiri hingga sekarang,” kata CEO Group GoTo Andre Soelistyo melalui konferensi pers, Selasa (15/3).
Saham GoTo di Beberapa Bursa
Tidak hanya di Indonesia, dalam jangka waktu dua tahun setelah melantai di BEI, GoTo berencana mengembangkan sayapnya lewat pencatatan saham ganda di bursa efek luar negeri alias dual listing. Berdasarkan catatan Katadata, GoTo berpotensi mencatatkan sahamnya di New York Stock Exchange (NYSE), National Association of Securities Dealers Automated Quotations (NASDAQ), Hong Kong Stock Exchange (HKSE), Singapore Stock Exchange (SGX), atau London Stock Exchange (LSE).
GoTo menjelaskan, tujuan penawaran saham internasional tersebut untuk membantu decacorn Tanah Air tersebut mengakses basis investor lebih luas. Untuk itu, GoTo ini berencana menerbitkan saham baru dalam rangka penambahan modal, tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu alias HMETD, sebanyak-banyaknya 10 % dari jumlah saham seluruhnya.
Sebelumnya, rencana penerbitan saham baru GoTo di kancah internasional tersebut, sudah disetujui oleh pemegang saham per 15 Desember tahun lalu. “Namun demikian, hal ini tunduk pada kondisi pasar dan persetujuan dari otoritas yang berwenang di yurisdiksi bursa efek di mana emiten akan tercatat,” jelas GoTo dalam prospektusnya.
Berdasarkan data yang dihimpun Databoks, 62,4 % pemegang saham GoTo berasal dari berbagai kelompok. Sedangkan CEO GoTo, Andre Soelistyo memiliki kepemilikan 0,83 % dari total saham decacorn tersebut. Berikut grafik lengkap pemegang saham GoTo pasca IPO: