Tjandra menjelaskan, perseroan akan mengalokasikan 50% hingga 60% dana hasil rights issue atau maksimal Rp 3 triliun untuk mengembangkan infrastruktur digital perseroan. Pengembangan infrastruktur mencakup penambahan fitur, memperkuat keamanan digital, meningkatkan user interface (UI) dan user experience (UX) pengguna, serta meningkatkan kapasitas infrstruktur seiring bertambahnya pengguna.

Kemudian, sekitar 30% dana hasil right issue akan digunakan untuk operasional perusahaan, seperti biaya pemasaran, edukasi, dan penguatan sumber daya manusia.

Sebagai informasi, tahun lalu perseroan telah melakukan dua kali rights issue yakni pada 31 Mei dan 18 November 2021. Pada rights issue pertama, perseroan menawarkan 832,72 juta saham dengan harga Rp 300 per saham. Adapun, dana segar hasil yang diterima perseroan mencapai Rp 249,82  miliar. 

Kemudian, pada rights issue kedua, perseroan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,92 miliar saham baru seharga Rp 1.300 per saham, dan berhasil memperoleh dana segar sebesar Rp 2,49 triliun.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi