Hal yang serupa juga dilakukan perseroan pada Desember 2022 lalu, PGN melakukan pembelian kembali obligasi dengan jumlah pokok agregat sebesar US$ 400 juta.

Pada batas waktu early tender offer ini, PGN menerima pengajuan tender dari pemegang obligasi melebihi batas maksimum permintaan atau oversubscribed. Setelah tender offer, utang obligasi PGN turun dari US$ 1,7 miliar menjadi sekitar US$ 1,3 miliar termasuk US$ 393 juta. 

Baru-baru ini PGN mendapat fasilitas pinjaman sebesar US$ 800 juta dari BTPN, OCBC NISP, BRI, dan Bank Mandiri.

"Dana akan digunakan untuk membayar kembali utang, belanja modal hingga modal kerja," kata Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama.

Rahcmat menjelaskan, pinjaman itu terdiri dari fasilitas A sebesar US$ 600 juta dan fasilitas B sebesar US$ 200 juta. Nilai total fasilitas tersebut mencapai sekitar 23% dari total ekuitas perseroan.

Adapun waktu jatuh tempo untuk fasilitas A mencapai lima tahun, sedangkan fasilitas B mencapai tiga tahun. Kedua fasilitas ini menawarkan tingkat bunga marjin + term SOFR 3 bulan.  

Halaman: