Banyak Stimulus, Defisit APBN Berpotensi Bengkak Rp 125 T

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/ama.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut stimulus fiskal dan nonfiskal terbaru yang dikeluarkan pemerintah berfokus pada sektor industri manufaktur senilai Rp 22,9 triliun.
13/3/2020, 16.33 WIB

Ketiga, percepatan proses ekspor dan impor untuk reputable traders dan peningkatan percepatan layanan proses ekspor-impor. "Keempat, pengawasan melalui pengembangan National Logistics Ecosystem," ujarnya.

Selain karena stimulus yang telah digelontorkan, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan, pelebaran defisit juga terjadi karena belanja negara yang tak akan ditahan guna memperbaiki kondisi ekonomi.Padahal, penerimaan negara  menurun di tengah persebaran virus corona.

(Baca: WNI Positif Corona di Singapura Bertambah Lagi jadi 7 Orang)

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airalangga Hartarto menjelaskan, dampak virus corona terhadap sektor ekonomi tak terelakkan lagi. "Namun pemerintah akan terus pelajari dampak virus ini," ucap Airlangga dalam konferensi pers yang sama.

Untuk itu, pemerintah memerhatikan isu-isu yang memerlukan kebijakan khusus. Pertama,  ketersediaan stok pangan yang memengaruhi harga. Kedua, pembatasan perjalanan dan mobilitas pekerja yang mempengaruhi sektor pariwisata dan transportasi.

Ketiga, disrupsi produksi, distribusi, dan rantai pasok yang mempengaruhi kinerja sektor manufaktur. Keempat, penurunan harga minyak dunia akibat pelemahan permintaan dan perang harga minyak antara Arab Saudi dan Rusia. 

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria