BI Catat Konsumsi dan Utang Masyarakat Meningkat, Tabungan Turun

ANTARA FOTO/AUDY ALWI
Ilustrasi. Berdasarkan survei BI, rata-rata pendapatan konsumen yang digunakan untuk konsumsi alias average propensity to consume ratio meningkat dari 68,1% menjadi 69,2%.
Penulis: Agustiyanti
9/3/2020, 13.37 WIB

Selain itu, survei turut memperlihatkan bahwa konsumen memperkirakan konsumsi pada 3 bulan mendatang atau tepatnya Mei 2020 meningkat dari bulan sebelumnya. Peningkatan sejalan dengan bulan puasa dan Idul Fitri. 

Hal ini terindikasi dari Indeks prakiraan konsumsi rumah tangga 3 bulan mendatang yang meningkat  dari 162,6 menjadi 165,5. Sedangkan responden memperkirakan jumlah tabungan menurun pada 6 bulan mendatang atau Agustus 2020 sementara jumlah utang tak menurun sebesar bulan sebelumnya.

(Baca: Moody’s, Pemeringkat Milik Warren Buffet Koreksi Ekonomi Indonesia)

Di sisi lain, persentase responden yang berencana menempatkan kelebihan pendapatan dalam bentuk tabungan dan deposito maupun emas perhiasan meningkat pada Februari 2020. Sebaliknya, penempatan dalam bentuk properti dan emas perhiasan menurun.

Namun, tabungan dan deposito masih menjadi instrumen utama responden untuk menyimpan kelebihan pendapatan dalam 12 bulan mendatang. Sebanyak 46,9% responden menyatakan akan menempatkan kelebihan pendapatannya dalam 12 bulan
mendatang dalam bentuk tabungan atau deposito.

Kemudian, sebanyak 20,3% responden memilih penempatan dalam bentuk properti dan 19,7% responden lainnya dalam bentuk emas/perhiasan. 

Dalam 12 bulan mendatang, sebanyak 6,3% responden menyatakan sangat mungkin untuk membeli atau membangun rumah, menurun dibandingkan hasil survei pada bulan sebelumnya. Sementara itu, 28,8% responden lainnya menyatakan ada kemungkinan membeli atau membangun rumah, sedangkan64,8% responden lainnya menyatakan tidak mungkin atau tidak
tahu.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria