Neraca Dagang Januari Defisit, Rupiah Justru Paling Kuat se-Asia

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi, seorang petugas menghitung nilai mata uanga rupiah dan dolar Amerika Serikat. Pada Senin (17/2), rupiah menguat dibandingkan dolar AS.
17/2/2020, 17.11 WIB

"Dengan menggabungkan nilai ekspor dan impor, kita defisit sebesar US$ 867 juta," ujar Suhariyanto di Jakarta, Senin (17/2).

Suhariyanto menyebut ekspor pada bulan lalu turun 7,16% dibandingkan Desember 2019 atau turun 3,71% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan ekspor terutama terjadi pada sektor migas, yang antara lain disebabkan anjloknya harga minyak mentah.

Ekspor migas pada Januari tercatat sebesar US$ 0,81 miliar, anjlok 28,73% dibandingkan bulan sebelumnya atau 34,73% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan ekspor nonmigas turun 0,53% dibanding Desember atau 0,69% dibanding Januari 2018 menjadi US$ 12,61 miliar. 

Untuk impor bulan lalu tercatat turun dibandingkan ekspor sebesar 1,6%. Padahal, pada Desember 2019 perbendingan impor tergadap ekspor sebesar 4,78% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Impor migas tercatat turun 6,85% dibanding Desember 2019, tetapi naik 19,95% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi US$ 1,99 miliar. Sedangkan impor nonmigas turun 0,69% dibandingkan Desember 2019 atau 7,85% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi US$ 12,29 miliar.

(Baca: BPS: Virus Corona Sebabkan Ekspor dan Impor Indonesia-Tiongkok Turun)

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria