JP Morgan Ramal Ekonomi RI Tahun Ini Tumbuh 4,9%, Airlangga Tak Setuju

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini mencapai 5%.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Agustiyanti
20/11/2019, 19.13 WIB

Ia menjelaskan, perlambatan ekonomi pada tahun depan masih akan dipengaruhi kelanjutan perang dagang antara AS dan Tiongkok. Apalagi, Presiden AS Donald Trump diperkirakan kembali terpilih untuk periode kedua.  "Jika Trump tidak terpilih akan lebih baik," kata dia.

Di sisi lain, menurut dia, kebijakan pemerintah pada tahun depan seperti pemangkasan subsidi listrik dan kenaikan iuran BPJS Kesehatan berpotensi menggerus daya beli masyarakat. Hal ini dapat menahan pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi. 

"Pemerintah menurunkan subsidi listrik, solar dan ada kenaikan iuran BPJS Kesehatan 100%," jelas dia. 

(Baca: Tertekan Ekonomi AS dan Global, RI Diramal Hanya Tumbuh 5,2% pada 2020)

Sebelumnya, Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,1% menjadi 5% pada tahun ini dan tahun depan dari 5,2% menjadi 5,1%. Hal ini seiring kondisi global yang kian tak pasti.

Bank Dunia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan ditopang oleh konsumsi swasta. Pada 2019, Bank Dunia memproyeksikan konsumsi swasta akan tumbuh 5,2%, tetapi menurun menjadi 5,1% pada tahun depan. Sementara konsumsi pemerintah diperkirakan mencapai 5,1% pada tahun ini dan 5,3% tahun depan.

Pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu target yang sulit dicapai pemerintahan Presiden Joko Widodo selama periode pertama. Dalam janji kampanye yang dituangkan dalam  Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, Jokowi menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 8% pada 2019. 

Berikut data pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam lima tahun terakhir terlihat dari databoks di bawah ini.

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto