(Baca: Ada Perang Dagang & Demonstrasi, Pasar Pilih Dolar AS Ketimbang Rupiah)

"Sementara di sisi domestik, ketidakpastian juga dimunculkan oleh gelombang demonstrasi yang mulai mengarah kepada upaya menggagalkan pelantikan Presiden Jokowi dengan meminta Jokowi mundur," ujar Pieter kepada Katadata.co.id, Minggu (29/9).

Sedangkan, Analis Muhammad Nafan Aji Gusta menilai pergerakan rupiah ke depan masih akan lebih cenderung berada dalam fase konsolidasi dengan kecenderungan menguat. "Estimasi range pekan depan adalah antara Rp 13.900 hingga 14.230," ujar Nafan saat dihubungi Katadata.co.id, Minggu (29/9).

(Baca: Saham dan Rupiah Melemah Akibat Demo, Sri Mulyani: Hanya Sementara)

Secara umum, kata Nafan, hal itu terjadi karena peredangan sentimen perang dagang antara AS dengan Tiongkok. Kemudian dinamika politik terkait usulan impeachment yang dilancarkan kubu Demokrat terhadap Trump karena penyalahgunaan kekuasaan. Dari dalam negeri, data-data inflasi Indonesia diproyeksikan membaik, data PMI Indonesia yang diprediksikan akan ekspansif, data indeks keyakinan Indonesia yang diproyeksikan stabil.

Adapun nilai tukar rupiah pada perdagangan, Jumat (27/9) sore melemah tipis 0,05% ke level Rp 14.172 per dolar AS. Pelemahan rupiah disebabkan oleh membaiknya data ekonomi AS.

Halaman: