Gaduh di Dalam Negeri dan Kenaikan Harga Minyak Picu Pelemahan Rupiah

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi, uang rupiah dan dolar Amerika Serikat. rupiah melemah pada penutupan perdagangan Senin (23/9) akibat sejumlah sentimen negatif seperti kerusuhan di Wamena, Papua.
23/9/2019, 17.17 WIB

(Baca: Tensi Timur Tengah Memanas, Harga Minyak Hari Ini Naik Lebih dari 1%)

Dari sisi eksternal, Ibrahim menyebutkan penguatan indeks dolar AS turut menjatuhkan rupiah hari ini. Saat berita ini ditulis, indeks dolar AS naik 0,24% ke level 98,75.

Menurut ia, penguatan indeks dolar AS disebabkan oleh pembatalan kunjungan Tiongkok ke lahan pertanian AS. Pembatalan tersebut merupakan imbas dari keputusan Donald Trump yang menolak perjanjian perdagangan secara parsial dengan Tiongkok.

"Kini, pelaku pasar mulai mempertanyakan potensi dicapainya kesepakatan dagang dalam waktu dekat," ucap dia.

Selain itu, pelaku pasar menunggu pidato Presiden Fed New York John Williams, Presiden Fed St Louis James Bullard, dan Presiden Fed Chicago Charles Evans pada minggu ini. Pelaku pasar berspekulasi pidato ketiga orang tersebut akan menunjuk perpecahan yang tumbuh di antara para pejabat mengenai arah kebijakan moneter Amerika Serikat di masa depan.

Pada esok hari, rupiah kemugkinan masih akan melemah di picu data eksternal yang masih belum kondusif. Ibrahim memproyeksikan rupiah akan berada di antara Rp 14.040 - Rp 14.105 per dolar AS pada perdagangan besok.

(Baca: Peluang Indonesia Peroleh Untung dari Perang Dagang AS-Tiongkok)

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria