Sri Mulyani: Subsidi Energi Mengecil karena Asumsi Harga Minyak Turun

ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut penurunan subsidi energi dalam postur sementara RAPBN 2020 lebih disebabkan oleh perubahan asumsi makro.
6/9/2019, 19.07 WIB

Selain penurunan ICP, Sri Mulyani menegaskan penurunan subsidi energi juga diakibatkan beberapa perubahan asumsi makro lainnya. Salah satunya, lifting minyak yang berubah menjadi 755 ribu per barel/hari dari asumsi awal 755 ribu per barel/hari.

Sementara, cost recovery turun dari US$11,58 miliar menjadi US$10 miliar. “Jadi itu yang dihitung kan cost produksinya jadi turun. Ini salah kalau dipikir adalah penurunan atau pengurangan. Jadi tidak menurunkan apa-apa. Ini implikasi dari beberapa asumsi,” ucap dia.

(Baca: Postur Sementara RAPBN 2020 Disepakati Banggar, Begini Rinciannya)

Sebelumnya, Badan Anggaran DPR bersama pemerintah memang telah sepakat mencabut subsidi listrik untuk pelanggan 900 VA rumah tangga mampu (RTM) di tahun 2020. Hal ini dilakukan agar subsidi lebih efisien dan tepat sasaran.

Ketua Banggar DPR Kahar Muzakir mengatakan, pengurangan subsidi listrik untuk pelanggan 900 VA dilakukan untuk menghemat anggaran. Dua golongan yang disebutnya perlu disubsidi adalah pelanggan 450 VA yang berjumlah 23,99 juta orang serta pelanggan 900 VA non RTM yang berjumlah 7,17 juta orang.

Halaman: