Spekulasi BI akan Pangkas Bunga Acuan pada Pekan Depan Makin Menguat

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (kanan) didampingi Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto (tengah) dan Dody Budi Waluyo (kiri), menyampaikan keterangan pers tentang hasil Rapat Dewan Gubernur BI bulan April 2019 di kantor pusat BI, Jakarta, Kamis (25/4/2019). Rapat Dewan Gubernur BI memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.
14/6/2019, 20.23 WIB

Menurut Bhima, ada dampak positif dan negatif tingginya suku bunga acuan. Dampak positifnya yaitu cadangan devisa untuk stabilisasi kurs tidak akan terus tergerus. Hal ini yang diyakini Bhima menjadi alasan BI menahan suku bunga acuan.

"Mungkin BI ingin menambahkan cadangan devisa lewat penerbitan SBN makanya mereka tahan suku bunga acuan pada tahun ini," lanjutnya.

Di sisi lain, tingginya suku bunga acuan dikhawatirkan mengganggu pertumbuhan kredit. Hal ini dapat berdampak pada laju perekonomian yang kurang optimal. Bhima berpendapat BI juga harus memperhatikan sektor riil karena menanggung bunga yang mahal.

(Baca: Potensi Bunga The Fed Turun, Ekonom Ingatkan BI Jangan Telat Merespons)

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria