Cadangan Devisa Februari Naik US$ 3 Miliar Berkat Surat Utang

Arief Kamaludin | Katadata
Ilustrasi. Cadangan devisa Februari meningkat karena penerbitan surat utang berbasis syariah.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Yuliawati
8/3/2019, 13.03 WIB

(Baca: Inflasi dan Rupiah Aman, Ekonom Kompak Prediksi Bunga Acuan BI Tetap)

Pada Februari lalu, pemerintah menerbitkan sukuk global bernama Sukuk Wakalah sebesar US$ 2 miliar. Sukuk yang didaftarkan pada bursa saham Singapura atau Singapore Stock Exchange dan NASDAQ Dubai tersebut diburu investor hingga mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) 3,8 kali.

Penerbitan sukuk pada awal tahun dianggap dengan pemilihan waktu yang tepat. Sebab, volatilitas di pasar modal global telah mereda.

Cadangan devisa sempat mencapai level terendah di US$ 114,84 miliar sepanjang tahun lalu pada September akibat jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Cadangan devisa berangsur menguat mulai Oktober 2018 hingga kembali ke kisaran US$ 120 miliar pada akhir Desember 2018.

Menguatnya cadangan devisa seiring dengan penerbitan surat utang global dan penarikan pinjaman luar negeri oleh pemerintah, penerimaan devisa migas, hingga berkurangnya kebutuhan untuk intervensi lantaran nilai tukar rupiah lebih stabil bahkan cenderung menguat.

Namun, cadangan devisa pada akhir Januari turun sekitar US$ 600 juta dibandingkan posisi akhir Desember 2018. Penurunan terutama imbas pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika