Tiga Perang yang Akan Menekan Ekonomi Global

Donang Wahyu|KATADATA
Gedung-gedung perkantoran di Jakarta.
Penulis: Rizky Alika
24/8/2018, 16.39 WIB

Besarnya faktor global dalam mempengaruhi kondisi Tanah Air ini yang menjadi perhatian Presiden Joko Widodo. Beberapa kali dia dengan menggelar rapat kabinet terbatas khusus membahas tekanan eksternal tersebut.

Misalnya, pada akhir bulan lalu, dia mengumpulkan kabinetnya di Istana Bogor untuk membahas upaya memperkuat pasokan  devisa. Dengan bertambahnya devisa, pemerintah akan lebih mudah menyelesaikan masalah defisit neraca berjalan dan pembayaran. Juga, akan mendongkrak posisi rupiah yang masih tertekan dolar Amerika.

Dalam pengantar rapat terbatas (ratas) itu, Jokowi mengingatkan saat ini negara sedang membutuhkan arus masuk dolar Amerika untuk memperkuat ekonomi. Dia memperingatkan kabinetnya yang mengendalikan kementerian dan lembaga (K/L) untuk berfokus menghadapi isu tersebut dan mengimplementasikannya dengan serius.

“Saya tidak mau lagi bolak-balik rapat tapi implementasi tidak berjalan baik,” kata Jokowi (31/7). (Baca juga: Rupiah Terus Melemah, Cadangan Devisa Turun di Bawah US$ 120 Miliar).

Tiga pekan sebelumnya, Jokowi pun menggelar ratas untuk menghadapi ancaman perang dagang yang dilancarkan beberapa negara. Langkah tersebut dirumuskan kurang lebih empat setengah jam di Istana Bogor.

Usai rapat, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan pembahasan rapat untuk mencari cara meningkatkan ekspor dan mengoptimalkan impor. Selain itu pengembangan industri substitusi impor juga akan menjadi fokus pemerintah dalam mengantisipasi perang dagang dunia. (Baca: Antisipasi Perang Dagang, Jokowi Siapkan Insentif Bagi Industri)

Halaman: