Lebih jauh, Arbonas menjelaskan, ada beberapa risiko yang masih diwaspadai BI. Dari sisi global, risiko yang dimaksud terutama berasal dari Amerika Serikat (AS) di antaranya rencana kenaikan bunga dana serta normalisasi neraca bank sentral AS, serta kebijakan fiskal pemerintah AS.

Selain itu, BI juga mewaspadai konsolidasi korporasi dan perbankan yang berlanjut. Konsolidasi perbankan seiring dengan masih tingginya risiko kredit. Pada Mei lalu, rasio kredit seret (Non Performing Loan/NPL) gross tercatat 3,1% dan NPL nett 1,4%. 

Adapun pertumbuhan kredit perbankan tercatat melambat dari 9,5% pada April menjadi 8,7 persen pada Mei. Di sisi lain, pertumbuhan dana nasabah atau Dana Pihak Ketiga (DPK) membaik dari 9,9 persen menjadi 11,2 persen.

“Pertumbuhan DPK dan kredit pada tahun 2017 diperkirakan akan membaik dan masing-masing berada dalam kisaran 9-11% dan 10-12%,” kata Arbonas.

Ia pun menekankan, BI akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran guna menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta tetap memberi dukungan bagi pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Halaman: