Inflasi Bulan April Meningkat Akibat Kenaikan Tarif Listrik

Katadata | Arief Kamaludin
Penulis: Muhammad Firman
Editor: Yura Syahrul
2/5/2017, 12.44 WIB

Namun, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,12 persen. Begitu pula dengan kelompok kesehatan mengalami inflasi 0,08 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,03 persen.

Kelompok pengeluaran lain, seperti sandang mengalami inflasi 0,49 persen. Inflasi disebabkan kenaikan harga emas dan perhiasan seiring peningkatan harga di pasar internasional. Pada kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan terjadi inflasi sebesar 0,27 persen. Penyebabnya adalah kenaikan tarif angkutan udara, bensin, dan pulsa ponsel. 

Suhariyanto menyimpulkan, inflasi pada April 2017 cukup terkendali. Harapannya, inflasi terus terkendali hingga menjelang lebaran. (Baca: Harga Pangan Terkontrol, Menko Darmin Berharap Deflasi Bulan Ini)

Namun, ia mengingatkan, ke depan ada beberapa komoditas bahan makanan yang perlu diperhatikan karena masih memberi sumbangan inflasi. Misalnya, kenaikan bawang putih yang memberi andil terhadap inflasi sebesar 0,03 persen, daging ayam ras dan tomat serta jeruk.

Pencapaian inflasi pada April lalu itu tak jauh berbeda dengan perkiraan Bank Indonesia (BI). Gubernur BI Agus DW. Martowardojo sebelumnya memperkirakan inflasi April sebesar 0,08 persen. Penyebabnya adalah Tarif Dasar Listrik (TDL) yang naik bertahap yaitu pada Januari, Maret, dan Mei.

Selain itu, kenaikan harga daging ayam. Di sisi lain, sayur-sayuran maupun bawang merah tercatat mengalami penurunan atau deflasi.

Menurut Agus, sepanjang tahun ini harga pangan bergejolak bakal diupayakan terjaga di bawah empat atau lima persen. Tujuannya, untuk mengimbangi kenaikan dari harga-harga yang diatur pemerintah.

Sebaliknya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution berharap inflasi pada April dapat terkontrol di level rendah, bahkan deflasi. Harapan itu sesuai dengan kecenderungan deflasi yang kerap terjadi dua bulan berturut-turut. Ia menjelaskan, hal tersebut sangat mungkin terjadi karena musim yang sedang baik, sehingga pasokan kebutuhan pangan pun terkendali.

Halaman: