Ketimpangan September 2016 Turun, BPS: Lebih Dinikmati Kelas Menengah

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Pengerjaan proyek pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Kamis (19/1/2017).
1/2/2017, 16.37 WIB

Menurut dia, terdapat beberapa faktor yang mendorong penurunan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk. Pertama, kenaikan pengeluaran per kapita kelompok 40 persen terbawah dan 40 persen menengah yang lebih cepat dibanding kelompok 20 persen teratas.

Sepanjang September 2015-September 2016, kenaikan pengeluaran per kapita terbesar dirasakan kelompok 40 persen menengah yaitu sebesar 11,69 persen. Selanjutnya diikuti kelompok 40 persen terbawah yaitu 4,56 persen, dan terakhir kelompok 40 persen teratas yaitu 3,83 persen. 

(Baca juga: Pemerataan Pembangunan Indonesia di Bawah Malaysia dan Thailand)

Faktor kedua, menguatnya perekonomian penduduk kelas menengah. Hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah pekerja yang berusaha sendiri akibat kondusif-nya perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Faktor ketiga, upaya pembangunan infrastruktur padat karya, dan beragam skema perlindungan dan bantuan sosial baik dalam hal pendidikan, kesehatan, maupun aspek kesejahteraan lainnya. 

Meski ketimpangan pengeluaran turun, Deputi Bidang Statistik Sosial BPS M. Sairi Hasbullah menyebut dari data yang ada, dapat disimpulkan juga bahwa proses pembangunan yang berjalan lebih banyak dinikmati oleh lapisan kelompok menengah. 

"Pembangunan infrastruktur besar-besaran, fasilitas untuk UMKM, membantu menggeliatnya ekonomi kelas menengah. Tetapi belum cukup kuat menyentuh lapisan terbawah masyarakat," ujarnya. 

Halaman: