DPR Kritik Target Pertumbuhan Ekonomi Pemerintah Tak Realistis

Arief Kamaludin|KATADATA
Gedung DPR/MPR
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Yura Syahrul
6/6/2016, 16.57 WIB

Sementara itu, konsumsi pemerintah dan investasi yang belum optimal juga berpotensi menahan laju pertumbuhan ekonomi yang pada kuartal I lalu hanya tumbuh 4,92 persen.

(Baca: Menteri Bambang Optimistis Ekonomi Tumbuh Didorong Tiga Faktor)

Begitu pula dengan anggota Fraksi Golkar Melchias Markus Mekeng, yang meminta pemerintah lebih realistis dalam menetapkan target asumsi makroekonomi. Ia mempertanyakan, langkah pemerintah yang terlalu bertumpu pada kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty) untuk menggenjot penerimaan dan meraih pertumbuhan ekonomi 5,3 persen tahun ini. Padahal, rancangan beleid tersebut masih dibahas oleh DPR.

Kalau pun beleid itu disetujui oleh DPR, belum tentu pemerintah mendapatkan tambahan penerimaan dari kebijakan amnesti pajak sesuai target. Seperti diketahui, Menteri Keuangan pernah menyatakan target penerimaan dari kebijakan amnesti pajak skeitar Rp 165 triliun tahun ini.

(Baca: Beda dengan BI, Pemerintah Bidik Hasil Amnesti Pajak Rp 165 Triliun)

Jika rencana atau target tersebut meleset, Mekeng mempertanyakan sikap pemerintah untuk menambal defisit anggaran yang diperkirakan membengkak hingga ke batasan 3 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). “Apa langkah pemerintah untuk menutup asumsi pemerintah itu (kalau meleset)?” katanya.

Halaman: