BI Perkirakan Ekonomi Kuartal I Tumbuh Hingga 5,2 Persen

Donang Wahyu|KATADATA
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Yura Syahrul
21/4/2016, 20.33 WIB

(Baca: Indonesia Pimpin Pertumbuhan Ekonomi Asia)

Sebelumnya, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyebutkan pengeluaran pemerintah per Februari mencapai Rp 251,5 triliun atau 12 persen dari target Rp 2.095,7 triliun. Dari jumlah itu, belanja modal sudah melebihi Rp 5 triliun atau sekitar 2,5 persen dari rencana Rp 201,6 triliun.

Realisasi ini naik empat kali lipat dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 1,3 triliun. Di sisi lain, penerimaan negara baru Rp 164 triliun, atau sembilan persen dari nilai yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 yang sebesar Rp 1.822,5 triliun. Karena itulah, pemerintah percaya diri meskipun konsumsi bergerak stabil.

Sepanjang tahun ini, BI memperkirakan ada empat stimulus yang dapat mendongkrak pertumbuhan eknomi. Pertama, kebijakan pemerintah meluncurkan stimulus fiskal dengan anggaran yang lebih produktif. Kedua, reformasi struktural dengan menghilangkan subsidi harga Bahan Bakar Minyak. Ketiga, kebijakan makroprudensial Bank Indonesia, seperti pelonggaran perhitungan Giro Wajib Minimum-rasio tabungan terhadap pinjaman atau Loan to Deposit Ratio. Terakhir, kebijakan moneter oleh BI dengan menurunkan suku bunga acuan.

(Baca: Bank Dunia: Pertumbuhan Indonesia Tergantung Paket Ekonomi)

Meski begitu, BI memperkirakan masih ada tekanan dari global terhadap ekonomi Indonesia. Salah satunya adalah perlambatan ekonomi Cina. Namun, Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo yakin pemerintah Cina tidak akan membiarkan mata uangnya melemah lebih dalam dan akan mengarahkan ekonominya pada stabilitas. Di sisi lain, Indonesia bisa memanfaatkan perubahan arah ekonomi Cina dari investasi menjadi konsumsi. Caranya dengan menarik investasi asing langsung (FDI) dari Cina.

Halaman: