Sedangkan mengenai alokasi subsidi listrik mengatakan, pemerintah menginginkan agar subsidi menjadi tepat sasaran. Bagi pelanggan 450 VA tetap akan disubsidi, tapi untuk pelanggan 900 VA akan dievaluasi. Persoalannya, selama ini dia ada pelanggan 900 VA yang penggunaannya di atas 60 kilo watt hours (kwh) yang tidak berhak mendapat subsidi.

?Kalau di atas 60 kwh itu sulit dikategorikan miskin. Mereka tidak  berhak mendapat subsidi,? ujar dia.

Di sisi lain, anggaran subsidi non-energi dialokasikan sebesar Rp 80,4 triliun atau naik 8,2 persen dari tahun ini. Pemberian subsidi non-energi ditujukan untuk subsidi pangan berupa beras untuk rakyat miskin (raskin). Raskin akan diberikan kepada 15,5 rumah tangga sasaran dengan durasi penyaluran sebanyak 12 kali. Masing-masing keluarga akan mendapatkan 15 kg per bulan dengan harga Rp 1.600 per kg.

Selain itu, subsidi pupuk dengan volume 9,55 juta ton. Kemudian subsidi bunga kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp 10,5 triliun. Pemerintah menargetkan tingkat suku bunga KUR ke debitur sebesar 9 persen per tahun, dan yang akan ditanggung pemerintah sebesar 8,5 persen. Adapun sasarannya adalah KUR mikro, KUR ritel, dan KUR bagi tenaga kerja Indonesia (TKI).

Untuk anggaran perlindungan sosial, Jokowi juga akan meningkatkan cakupan bantuan untuk keluarga sangat miskin dan memperluas bantuan tunai bersyarat menjadi 6 juta keluarga. Selain itu, peningkatan penerima Jaminan Kesehatan Nasional (Jamkesnas) juga menjadi 92,4 juta jiwa. ?Ada juga penyesuaian premi penerima bantuan iuran yang kami berikan, selain Kartu Indonesia Sehat dan juga Kartu Indonesia Pintar,? ujar Jokowi.

Halaman:
Reporter: Arnold Sirait, Ameidyo Daud Nasution