KATADATA ? Pemerintah meminta tambahan volume Elpiji 3 kilogram (kg) sebesar 18,5 persen, untuk alokasi subsidi tahun depan. Permintaan dimasukkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016 yang diusulkan kepada Komisi VII DPR.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan pemerintah mengusulkan tambahan volume Elpiji 3 kg tahun depan menjadi 6,6 juta ton. Angka ini lebih tinggi dibandingkan alokasi dalam APBN-P 2015 yang hanya 5,57 juta ton.
Sudirman mengungkapkan ada beberapa alasan mengapa pemerintah mengusulkan tambahan tersebut. Salah satunya karena adanya penambahan pembagian paket perdana Elpiji 3 kg sebanyak 1,12 juta paket. Pembagian paket perdana yang terdiri dari tabung Elpiji, kompor, selang dan regulator ini merupakan bagian dari konversi minyak tanah ke gas Elpiji.
Faktor lainnya yang membuat meningkatnya konsumsi Elpiji bersubsidi adalah pertumbuhan usaha mikro sebesar 2,3 persen. Pertumbuhan ekonomi sebesar 6,6 persen, pertumbuhan penduduk 1,49 persen dan konversi ke nelayan sebanyak 38.000 paket, juga ikut mempengaruhi peningkatan tersebut.
"Jadi ada asumsi kenaikan pemakaian Elpiji sebesar 3 tabung per bulan," kata dia di Gedung DPR, Jakarta, Senin (22/6).
Dengan mengusulkan tambahan alokasi ini, pemerintah juga mengaku akan memperbaiki sistem distribusi Elpiji 3 kg. Perbaikan ini dilakukan untuk mengantisipasi penyaluran Elpiji bersubsidi agar tepat sasaran.
Saat ini pemerintah sedang menyiapkan kebijakan sistem monitoring Elpiji 3 kg. Selain meningkatkan pengawasan pendistribusian, pemerintah juga akan menggunakan sistem rayonisasi pendistribusian dan menerapkan sistem subsidi langsung mulai tahun depan.
Mendengar usulan ini, Komisi VII terlihat kurang setuju. Namun, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Satya Widhya Yudha mengatakan Komisi VII akan menyetujui usulan tersebut dengan syarat pemerintah mengubah pola distribusi elpiji 3 kg.
"Boleh menambah, tapi pola distribusinya harus diubah dari terbuka menjadi tertutup. Kalau terus ditambah itu tidak akan ada habisnya," ujar dia.