BI Tak Terlalu Khawatir dengan Pelemahan Rupiah

Donang Wahyu|KATADATA
KATADATA | Donang Wahyu
Penulis:
Editor: Arsip
19/9/2014, 14.52 WIB

Salah satu penyebab utama terjadinya defisit neraca transaksi berjalan tersebut adalah kinerja perdagangan Indonesia yang melempem. Data Badan Pusat Statistik menyebutkan, selama periode Januari-Juli 2014, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit US$ 1,01 miliar. Penyebabnya adalah defisit dari sektor minyak dan  gas (migas) sebesar US$ 7,7 miliar.

(Baca: Pertarungan Pemerintah Vs Bank Indonesia)

Persoalan defisit migas ini, menurut Mirza, merupakan pekerjaan rumah mesti segera dituntaskan pemerintah. Tingginya impor minyak membuat defisit APBN membengkak. ?Kurangi subsidi BBM, salah satu opsinya menaikkan harga BBM,? kata dia.

Adapun pelemahan rupiah yang menyentuh level Rp 12.000 kemarin, dibayangi kebijakan bank sentral AS, the Fed. ?Mereka (pasar) melihat arah suku bunga Amerika apakah akan segera naik atau masih lama naiknya,? tuturnya.

Menurut dia, bisa saja The Fed menaikkan suku bunganya pada semester IV-2014 atau semester II-2015. Hal ini yang menjadi pusat perhatian pasar sekarang.

(Baca: Jokowi Sudah Tak Berefek, Rupiah Terus Melemah)

Halaman:
Reporter: Rikawati