Waspadai Defisit Neraca Perdagangan Minyak

Arief Kamaludin | KATADATA
KATADATA | Agung Samosir
Penulis:
Editor: Arsip
14/11/2013, 00.00 WIB

Difi A Johansyah, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, mengatakan penyusutan defisit neraca transaksi berjalan terutama didukung kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas. Tetapi BI memberikan catatan terhadap impor minyak yang masih tinggi. ?Terutama dipengaruhi kenaikan konsumsi BBM selama Idul Fitri pada Agustus lalu.?

Menurut Agustinus Prasetyantoko, ekonom Universitas Atmajaya, neraca transaksi berjalan merupakan salah satu indikator yang dilihat investor. Jika mengalami defisit yang besar, akan menimbulkan kekhawatiran karena mengindikasikan adanya aliran dana keluar. ?Ini terlihat dari pergerakan nilai tukar dan indeks saham,? tutur dia.

Biasanya ini bisa diimbangi dengan surplus neraca perdagangan. Tapi persoalannya neraca perdagangan ini selalu negatif. ?Ini isu besarnya,? kata Prasetyantoko, ?Persoalannya selama ini kita terlalu mengandalkan komoditas primer. Ini yang perlu direformasi.?

Halaman:
Reporter: Aria W. Yudhistira