The Fed Beri Sinyal Perpanjang Dovish, Rupiah Melemah 0,11%

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj.
Karyawan Bank swasta menunjukkan dolar Amerika dan Rupiah. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 0,11% pada perdagangan Jumat (8/5).
Editor: Ekarina
8/5/2020, 09.53 WIB

Nilai tukar rupiah pada perdagangan di pasar spot pagi ini dibuka melemah 0,11% ke level Rp 15.012 per dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah melemah di tengah penguatan mata uang Asia seiring indikasi perpanjangan dovish atau kecenderungan penundaan kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral AS (The Fed).

Mengutip Bloomberg, mayoritas mata uang Asia tampak menguat pagi ini. Dolar Singapura diperdagangkan naik 0,24% terhadap dolar AS diikuti dolar Taiwan 0,2%, won Korea Selatan 0,71%, peso Filipina 0,19%, yuan Tiongkok 0,18%, ringgit Malaysia 0,48%, dan baht Thailand 0,29%.

Meski demikian, yen Jepang dan rupee India masing-masing turun 0,01% dan 0,17%. Sementara dolar Hong Kong tak bergerak.

(Baca: Rupiah Perkasa di Bawah 15.000 per Dolar Berkat Kabar Baik dari AS)

Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengatakan, dolar AS mengalami pelemahan terhadap seluruh mata uang G-10. "Ini terjadi setelah beberapa pejabat The Fed mengindikasikan perpanjangan dari kebijakan dovish," ujar Josua kepada Katadata.co.id, Jumat (8/5).

Saat berita ini ditulis, dolar AS turun 0,23% ke level 99,65. Mata uang Paman Sam juga melemah terhadap euro 0,14%, pound Inggris 0,32%, dolar Kanada 0,27%, franc Swiss 0,13%, dan dolar Australia 0,59%.

Menurut Josua, Presiden dari Fed Minneapolis Neel Kashkari memprediksi tingkat pengangguran akan tinggi, dengan realitasnya dapat lebih buruk dari perkiraan. Oleh karena itu butuh waktu pemulihan yang cukup panjang.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria