Menguatnya Sinyal Resesi di Sejumlah Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nz
Ilustrasi. Perekonomian RI terdampak pandemi corona. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menghitung ada kemungkinan Indonesia masuk jurang resesi jika kontraksi terus terjadi hingga kuartal ketiga 2020.
Penulis: Sorta Tobing
23/6/2020, 15.42 WIB

Morgan Stanley menulis Indonesia termasuk dalam kelompok kedua negara di Asia, kecuali Jepang, yang akan pulih setelah Tiongkok. Termasuk dalam kelompok ini adalah India, Filipina, dan Taiwan.

Kebijakan fiskal Indonesia dianggap telah merespon cepat dampak pandemi. Namun, potensi gelombang kedua infeksi virus corona di negara ini masih besar. Morgan Stanley memperkirakan gelombang kedua ini tidak akan berdampak besar ke perekonomian. Pasalnya, pemerintah telah lebih siap menerapkan kebijakan berdasarkan respon dari gelombang pertama.

Ekonomi Global Menuju Resesi

Tak hanya Indonesia. Bank Dunia sebelumnya pun memproyeksi ekonomi global tahun ini tumbuh negatif 5,2% akibat pandemi corona. Kondisi ini merupakan resesi yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan infeksi Covid-19 dan penutupan ekonomi di berbagai negara telah membahayakan kemajuan pembangunan selama beberapa dekade terakhir. “Ekonomi global menderita pukulan yang besar," ujar Malpass dalam Laporan Global Economic Prospects Juni 2020.

Ia memperkirakan penyusutan ekonomi tak hanya terjadi di negara-negara maju. Pendapatan per kapita sebagian besar negara emerging dan berkembang juga diramal menyusut pada tahun ini.

(Baca: RAPBN 2021 Disepakati, Sri Mulyani Sebut Ekonomi Masih Rapuh)

Ekonomi negara maju diperkirakan terkontraksi hingga 7%. Kontraksi paling dalam akan terjadi di Jepang mencapai 9,1%, disusul Amerika Serikat minus 7%, dan Uni Eropa minus 6,1%. Namun pada tahun depan, ekonomi negara maju diperkirakan tumbuh 3,9%. Ekonomi Uni Eropa akan tumbuh 4,5%, AS sebesar 4%, dan Jepang tumbuh 2,5%.

Sementara ekonomi negara emerging dan berkembang tahun ini akan minus 2,5%. Ekonomi Tiongkok masih tumbuh tetapi hanya 1%, tetapi India minus 3,2% dan Brasil minus hingga 8%.

Kendati demikian, kelompok negara tersebut diramal akan kembali tumbuh 4,6% pada tahun depan. Ekonomi Tiongkok diramal tumbuh 6,6%, India 3,1%, dan Brasil 2,2%.

(Baca: Proyeksi Suram Ekonomi Indonesia dan Dampak Turunannya)

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria