Penyaluran KUR Naik Periode Juni, Imbas Relaksasi dan PSBB Transisi

ANTARA FOTO/Adwit B Pramono/pras.
Perajin merapikan dagangan anyaman bambu dan kayu di Desa Kinilow, Tomohon, Sulawesi Utara, Senin (29/6/2020). Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) periode Juni kembali meningkat usai adanya relaksasi dan dimulainya PSBB transisi.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Ekarina
2/7/2020, 10.35 WIB

Airlangga menambahkan, pemerintah terus berupaya memulihkan ekonomi nasional selama masa pandemi dan mengurangi dampak bagi usaha kecil. Anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 607,65 triliun pun ditujukan untuk menjaga daya beli dan mengurangi dampak covid-19 terhadap perekonomian.

Khusus bagi UMKM, dukungan tersebut diberikan dalam bentuk subsidi bunga, insentif pajak dan penjaminan untuk kredit modal kerja baru UMKM. Total subsidi bunga yang dianggarkan mencapai Rp35,28 triliun dengan target penerima 60,66 juta rekening.

Sebagai tindak lanjut, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 6 Tahun 2020. Dalam Permenko tersebut, pemerintah memberikan relaksasi penundaan angsuran pokok dan pemberian tambahan subsidi bunga KUR sebesar 6% selama 3 bulan pertama dan 3% selama 3 bulan berikutnya.

(Baca: Kisah UMKM Menghadapi Pandemi Disokong Pemodal hingga Lapak Digital)

Berikutnya, diberikan pula relaksasi berupa perpanjangan jangka waktu, penambahan limit plafon dan penundaan kelengkapan persyaratan administrasi pengajuan KUR.

Berdasarkan data posisi akhir Mei 2020 yang disampaikan 14 penyalur KUR, fasilitas bantuan tersebut telah dimanfaatkan cukup signifikan oleh debitur. Penggunaan fasilitas tersebut terlihat pada rincian sebagai berikut:

a. Tambahan subsidi bunga KUR diberikan kepada 1.449.570 debitur dengan baki debet Rp 46,1 triliun.

b. Penundaan angsuran pokok paling lama 6 bulan diberikan kepada 1.395.009 debitur dengan baki debet Rp 40,7 triliun.

c. Relaksasi KUR, berupa perpanjangan jangka waktu diberikan kepada 1.393.024 debitur dengan baki debet Rp 39,9 triliun.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika