Penerimaan Pajak Makin Turun, Defisit APBN per Oktober Rp 765 Triliun

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut penerimaan pajak hingga Oktober, antara lain tertekan oleh beragam insentif yang diberikan pemerintah kepada dunia usaha.
23/11/2020, 17.52 WIB

Sementara itu, TKDD naik 3,1% dari Rp 676,9 triliun yang merupakan transfer ke daerah Rp 637,5 triliun, naik 2% dari Rp 624,9 triliun dan dana desa Rp 71,2 triliun, tumbuh 31% dari Rp 46,2 triliun.

Dengan realiasi defisit tersebut pembiayaan anggaran telah mencapai Rp 928,4 triliun, naik 143% dari Rp 382 triliun. Angka tersebut mencapai 89,3% dari target defisit anggaran tahun ini.

Ekonom Center Of Reform on Economics Yusuf Rendy Manilet memperkirakan ada potensi pelebaran defisit anggaran dari target tahun 2020. "Ini disebabkan oleh kemungkinan melesetnya target penerimaan perpajakan," kata Yusuf kepada Katadata.co.id, Senin (23/11).

Dia pun memproyeksi pelebaran defisit anggaran akan berada pada rentang Rp 1.100 hingga Rp 1.150 triliun. Hal tersebut juga terjadi apabila belanja Program Ekonomi Nasional terealisasi penuh.

Realisasi anggaran PEN per 9 November 2020 baru mencapai Rp 383,01 triliun, atau 55,1% dari pagu Rp 695,2 triliun. Realisasi PEN itu terdiri dari anggaran kesehatan Rp 34,07 triliun, perlindungan sosial Rp 181,11 triliun, sektoral k/l & pemda Rp 32,47 triliun, dukungan UMKM Rp 95,23 triliun, insentif usaha Rp 38,13 triliun, dan pembiayaan korporasi Rp 2,001 triliun.

Sementara pos insentif dunia usaha baru mencapai 31,6% dari pagu Rp 120,6 triliun. Capaian itu meliputi PPh 21 DTP Rp 2,51 triliun, pembebasan PPh 2 Impor Rp 9,1 triliun, dan pengurangan angsuran PPh 25 Rp 13,73 triliun. Pengembalian pendahuluan PPN sebesar Rp 3,57 triliun dan penurunan tarif PPh Badan Rp 9,21 triliun.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria