Investasi Manufaktur Diramal Naik 22% Tahun Depan Berkat UU Ciptaker

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww.
Ilustrasi. Investasi di sektor industri pengolahan pada periode Januari hingga September 2020 mencapai Rp 201,9 miliar, meningkat 37% dibanding periode yang sama tahun lalu
26/11/2020, 13.46 WIB

Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) telah memproyeksikan adanya pemulihan arus investasi asing langsung (FDI) global pada 2021. "Perkiraanya bahkan akan ada sekitar US$ 1,2 triliun hingga 2022," ujar Shinta.

Kendati demikian, Shinta menyebut pemulihan arus FDI ke negara berkembang diperkirakan lebih sulit karena aktor ketidakpastian yang lebih tinggi dari negara maju.

Maka dari itu, peluang dan tantangan pada tahun 2021 termasuk pemulihan investasi dinilai ia masih belum pasti. Apalagi pada saat yang sama akan terjadi perubahan tren ekonomi dunia. Perubahan tersebut akan mempengaruhi daya saing Indonesia di pasar global untuk investasi dan perdagangan.

Badan Koordinasi Penanaman Modal mencatat investasi asing pada kuartal ketiga 2020 mulai menggeliat. Investasi asing tumbuh 1% menjadi Rp 109,2 triliun, dan mengakhiri tren kontraksi yang terjadi selama dua kuartal sebelumnya. Naiknya investasi asing itu terutama berasal dari Singapura, yang tumbuh 27,7% menjadi US$ 2,49 miliar. 

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menjelaskan, total penanaman modal yang masuk pada kuartal ketiga mencapai Rp 209 triliun, naik 1,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Investasi asing mulai tumbuh, tetapi masih lebih lambat dari pertumbuhan penanaman modal dalam negeri yang tercatat sebesar 2,2% menjadi Rp 102,9 triliun.  "Kuartal III ini adalah momentum investasi untuk naik," ujar Bahlil dalam Konferensi Pers Virtual terkait Realisasi Investasi Kuartal III 2020 pada Jumat (23/10).

Investasi asing paling banyak masih berasal dari Singapura mencapai US$ 2,49 miliar, naik dibandingkan kuartal III 2019 sebesar US$ 1,95 miliar. Pada kuartal II lalu, investasi asal Singapura sebesar US$ 1,95 miliar, anjlok dari kuartal I US$ 2,7 miliar. 

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria