Peluang Ekonomi Kembali Tumbuh Kuartal I Meski Corona Masih Tinggi

123RF.com/Artit Aungpraphapornchai
Ilustrasi. Ekonomi Indonesia pada tahun lalu negatif 2,07% akibat terdampak pandemi Covid-19.
Penulis: Agustiyanti
5/2/2021, 18.57 WIB

"Kelihatannya ekonomi pada kuartal pertama masih akan negatif, tetapi akan kembali positif pada kuartal kedua 2021," ujar David. 

Ia memperkirakan perekonomian pada tahun ini tumbuh 3% hingga 4% jika vaksinasi berjalan lancar. Perekonomian, menurut David, dapat pulih dengan cepat jika pandemi Covid-19 dapat dikendalikan. 

Langkah yang dapat dilakukan pemerintah, menurut dia, adalah menjaga daya beli masyarakat kelompok bawah dengan program perlindungan sosial. Selain itu, percepatan vaksinasi juga perlu dilakukan untuk mempercepat kepercayaan masyarakat kelompok atas. 

"Pemerintah juga harus mewaspadai jika terjadi lonjakan permintaan barang dan jasa," katanya.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan beberapa indikator perekonomian terkini menunjukkan perbankan, seperti angka PMI dan neraca perdagangan. Namun, perbaikan ekonomi akan bergantung pada kelancaran program vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan. 

"Tantangan tahun ini tidak mudah karena ada pandemi Covid-19. Beberapa indikator terbaru mengalami perbaikan, tetapi kelancaran vaksinasi dan protokol kesehatan menjadi kunci perbaikan ekonomi," kata Suhariyanto.

Ekonomi, menurut dia, juga mulai membaik pada kuartal IV 2020 meski secara keseluruhan masih terkontraksi 0,42% secara kuartalan atau 2,19% secara tahunan. 

Sebagian besar sektor usaha mulai tumbuh positif dibandingkan kuartal III 2020. Usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib tumbuh 8,95% , penyediaan akomodasi dan makan minum tumbuh 5,8%, sedangkan jasa kesehatan dan kegiatan sosial naik 5,78%. 

Namun, masih terdapat tiga sektor yang terkontraksi. Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan terkontraksi 20,15%, perdagangan besar dan eceran reparasi mobil dan sepeda motor terkontraksi 0,87% dan industri pengolahan minus 0,38 %.

"Kontraksi pada sektor pertanian, karena faktor musiman yakni masa panen raya yang sudah berakhir pada awal tahun," katanya. 

Berdasarkan sektor pengeluarannya, konsumsi pemerintah tumbuh paling tinggi pada kuartal IV mencapai 27,15% dibandingkan kuartal sebelumnya. Sementara itu, investasi/pembentukan model tetap bruto tumbuh  4,19%, konsumsi rumah tangga 0,49%, konsumsi lembaga nonprofit rumah tangga 0,22%, ekspor 2,41%, dan impor 16,28%. 

Halaman: