AS Berpotensi Setop Pelonggaran Moneter, Rupiah Loyo ke Rp14.310 / US$

Arief Kamaludin|KATADATA
Uang Rupiah dan Dollar AS di Gerai Layanan Bank Rakyat Indonesia, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.
20/5/2021, 10.22 WIB

Dari dalam negeri, Josua menilai pasar menanti Badan Pusat Statistik yang akan merilis neraca perdagangan per April 2021. Ia memperkirakan neraca dagang surplus US$ 1,17 miliar, sedikit turun dari sebelumnya US$ 1,56 miliar. Rupiah diperkirakan akan berada di kisaran Rp 14.300-14.425 per dolar AS satu hari ini.

Risalah Rapat The Fed

Reuters melaporkan, beberapa pejabat The Fed mempertimbangkan perubahan kebijakan moneter berdasarkan pemulihan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan. "Sejumlah peserta menyarankan, jika ekonomi terus membuat kemajuan pesat menuju tujuan komite, mungkin tepat dalam pertemuan mendatang untuk mulai membahas rencana penyesuaian laju pembelian aset," bunyi risalah pertemuan The Fed semalam.

Namun, pandangan tersebut mungkin akan terpukul bulan ini dengan rilis data yang menunjukkan pertumbuhan pekerjaan lesu pada bulan April. Meskipun inflasi berdetak lebih tinggi, hanya terdapat penambahan 266 ribu pekerjaan bulan lalu.

Saham AS pun turun lebih jauh ke wilayah negatif setelah rilis risalah. Sedangkan imbal hasil surat utang AS 10 tahun naik menjadi 1,683%.

Pejabat The Fed telah berjanji untuk mempertahankan kebijakan ultra-longgar, memerangi krisis. Bank sentral bertaruh bahwa lonjakan harga konsumen yang tidak terduga bulan lalu berasal dari kekuatan sementara yang akan mereda dengan sendirinya. Prediksinya, pasar pekerjaan AS membutuhkan lebih banyak waktu untuk membuat orang kembali bekerja.

Tapi risalah pertemuan semalam menunjukkan hal berbeda. Otoritas moneter mulai bergumul dengan kesulitan yang muncul untuk membuka kembali ekonomi AS senilai US$ 20 triliun setelah gangguan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria