Modal Asing Rp 5,5 Triliun Lepas dari Indonesia dalam Sepekan Terakhir

ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Warga menukarkan mata uang dolar AS di sebuah gerai money changer, Jakarta, Jumat (28/2/2020). Nilai tukar Rupiah pada Jumat (28/2/2020) sore, bergerak melemah menjadi Rp14.420 per dolar AS, yang disebabkan kekhawatiran pasar terhadap dampak virus corona kepada ekonomi global.
13/8/2021, 20.45 WIB

Selain dua data ketenagakerjaan tersebut, sentimen pemulihan juga diperkuat data perdagangan berupa indeks harga produsen (PPI) AS per Juli 2021 yang menguat melampaui ekspektasi ekonom. PPI bulan Juli tumbuh 7,8% secara tahunan, sekaligus rekor tertinggi dalam satu dekade.

Rilis data inflasi harga produsen tersebut seolah membalas laporan data perdagangan sehari sebelumnya, yakni inflasi harga konsumen AS yang tumbuh melambat. Indeks harga konsumen AS per Juli naik 0,5% secara bulanan, lebih lambat dibandingkan kenaikan pada bulan Juni 0,9%.

Wacana tapering off sempat tenggelam usai rilis data inflasi Juli yang melambat. Hal ini karena Gubernur The Fed Jerome Powell menyakinkan pasar bahwa inflasi hanya bersifat sementara dalam konferensi pers akhir bulan lalu. Namun, rilis data ketenagakerjaan dan inflasi harga produsen pekan ini membawa kembali wacana tapering off dan mempengaruhi pasar aset berisiko.

Pekan lalu Wakil Gubernur Fed Richard Clarida dan pejabat bank sentral lainnya sempat memberi sinyal akan menginjak pedal rem dan mengurangi intervensi pada pemulihan. Clarida mengisyaratkan bank sentral akan mengakhiri periode suku bunga rendah hanya sampai akhir tahun depan.

Langkah tapering off tersebut rencananya akan didahului dengan pengurangan pembelian obligasi pemerintah senilai US$ 120 miliar setiap bulannya. The Fed kemungkinan akan melakukannya mulai Oktober mendatang, dengan syarat data ekonomi terutama ketenagakerjaan hingga September masih melanjutkan perbaikan.

Sementara itu, dari dalam negeri, pelemahan rupiah turut dipengaruhi keputusan pemerintah yang kembali memperpanjang penerapan PPKM Level 1-4. Pemerintah awal pekan ini mengumumkan perpanjangan pengetatan mobilitas hingga 16 Agustus untuk wilayah Jawa dan Bali, serta perpanjangan sampai 23 Agustus untuk wilayah luar Jawa-Bali

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said