Penjualan Retail AS Juli Turun 1,1%, Konsumsi Tertekan Lonjakan Corona

ANTARA FOTO/REUTERS/David Ryder/ama/dj
Penurunan penjualan retail terutama terjadi pada kendaraan bermotor dan dealer suku cadang yang mencapai 3,9%.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
18/8/2021, 09.27 WIB

Konsumen berkontribusi hampir 70% dari semua aktivitas di AS, sehingga penjualan ritel menjadi salah satu indikator penting yang diawasi pemerintah. Data ini menjadi indikator untuk menentukan apakah perekonomian telah memasuki fase pemulihan atau belum.

Tingkat konsumsi berhasil membantu ekonomi AS pulih lebih cepat untuk bangkit dari resesi. Resesi tahun lalu menjadi yang terpendek dalam sejarah ekonomi AS, yang berlangsung hanya dua bulan dari ketakutan awal virus corona pada Februari 2020 hingga April. 

Otoritas Bank Sentral AS, The Federal Reserve  terus mencermati data ekonomi, salah satunya data terkait konsumi sebagai pertimbangan untuk mengurangi stimulus moneter. Di tengah inflasi yang terus naik melampaui target tahunan 2%, Fed juga mempertimbangkan kondisi pasar tenaga kerja sebelum menarik gas untuk tapering off atau pengetatan stimulus.

Pasar tenaga kerja menunjukkan pemulihan berasarkan data beberapa bulan terakhir. Hal ini semakin memperkuat sinyal tapering off yang tampaknya makin dekat. Sejumlah pejabat Fed beberapa minggu terakhir juga telah memberikan isyarat bank sentral mempertimbangkan kenaikan suku bunga mulai tahun 2023 dan mengurangi pembelian obligasi pemerintah mulai Oktober mendatang.

Pemerintah AS di hari yang sama dengan perilisan data penjualan ritel pada Selasa (17/8) kemarin, juga merilis kinerja produksi industri AS yang naik 0,9%. Ini melampaui perkiraan Dow Jones 0,5%, yang sebagian besar karena kenaikan 11,3% dalam produksi kendaraan.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said