BI Siap Borong Surat Utang Pemerintah untuk Redam Dampak Tapering Off

ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan langkah tapering off akan mulai berdampak pada kenaikan yield US Treasury yang juga akan mempengaruhi pasar keuangan domestik.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
27/10/2021, 15.34 WIB

"Harap dipahami bahwa defisit transaksi berjalan menunjukkan seberapa besar supply penawaran dan permintaan devisa di nilai tukar," kata Perry.

Saat taper tantrum 2013, defisit transaksi berjalan mencapai lebih dari 3% dari Produk Domestik Berjalan (PDB), sedangkan tahun ini diperkirakan hanya sebesar 0%-0,8%. Posisi cadangan devisa juga jauh lebih tinggi. Posisi cadangan devisa RI sebesar US$ 146,9 miliar. Ini merupakan capaian tertinggi sepanjang sejarah.

BI mencatat cadangan devisa bulan lalu setara dengan pembiayaan 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Selain itu posisi ini juga sangat memadai karena berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Berdasarkan notulen rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bulan lalu, The Fed berencana memulai tapering off berupa pengurangan pembelian aset mulai pertengahan November atau Desember. The Fed juga masih pada sesuai rencana untuk mengakhiri pembelian tersebut pada pertengahan tahun 2022.

Sementara itu, separuh dari anggota komite FOMC dalam rapat bulan lalu tampaknya akan memulai kenaikan suku bunga pada paruh kedua tahun depan. Ini lebih cepat dari perkiraan awal akan mulai dilakukan pada awal tahun 2023. Eksepktasi percepatan kenaikan suku bunga terutama dipengaruhi tren inflasi tinggi dikhawatirkan akan bertahan lebih lama.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said