Semua negara melihat dampak covid-19 bukan hanya di bidang kesehatan, tetapi juga luka yang ditimbulkan di bidang ekonomi. Sri Mulyani mencontohkan, terjadi gangguan pada sisi suplai hingga masalah neraca keuangan yang dihadapi banyak perusahaan. Kondisi ini membutuhkan pemulihan.
"Akan dibahas bagaimana desain kebijakan untuk mendorong produktivitas dan memulihkan kembali ekonomi," ujarnya.
Ini merupakan salah satu isu penting lainnya yakni upaya sektor keuangan untuk membantu mengatasi perubahan iklim. Pembahasan akan mencakup green finance facility, termasuk stimulus dibidang fiskal untuk mendorong pembangunan berkelanjutan.
Pembahasan akan mencakup kemajuan dan pelaksanaan persetujuan global taxation principle. insentif pajak, pajak digital, praktik penghindaran pajak, serta reformasi perpajakan. "Reformasi di bidang perpajakan akan menjadi menu utama karena ini adalah salah satu prioritas Indonesia yang juga sedang kita jalankan dan juga prioritas negara-negara G20," ujarnya.
Sri Mulyani menekankan, pihaknya akan menjaga kepentingan Indonesia dan negara berkembang dalam berbagai pembahasan di pertemuan G20. Dengan demikian, Indonesia dan negara berkembang tak akan dirugikan terutama ditengah digitalisasi ekonomi.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, sistem pembayaran lintas negara akan didorong untuk menurunkan biaya hingga mempercepat dan memperluas akses sistem keuangan.
Pembahasan akan fokus bagaimana digitalisasi perbankan akan mendorong UMKM, termasuk upaya yang akan dilakukan lintas negara
Digitalisasi pembayaran juga akan mencakup upaya bank sentral membentuk mata uang digital bank sentral (central bank digital currency/CDBC), termasuk rencana Indonesia menerbitkan rupiah digital. Perry mengatakan, akan ada tiga pembahasan utama. pertama, bagaimana CDBC menjadi alat pembayaran yang sah. Kedua, bagaimana CDBC mendukung tugas bank sentral di bidang moneter dan sistem keuangan. Ketiga, bagaimana CDBC mendukung inklusi keuangan dengan kerja sama pembayaran lintas negara.
Agenda Lanjutan G2o
Selain ketujuh agenda prioritas tersebut, menurut Sri Mulyani, akan ada beberapa agenda yang merupakan pembahasan lanjutan pertemuan G20 sebelumnya, mencakup:
- Dukungan global untuk semua negara rentan yang paling terkena dampak pandemi Covid-19.
Ini dilakukan melalui alokasi special drawing rights (SDR), fasilitas pembiayaan multilateral development banks, agenda restrukturisasi utang, dan kemungkinan dukungan lainnya.
- Investasi infrastruktur.
Mencakup transformasi infrastruktur digital dan mendorong investasi swasta untuk meningkatkan dan mempercepat investasi infrastruktur setelah pandemi.
- Agenda keuangan berkelanjutan.
Diskusi akan diarahkan pada transisi yang adil dan terjangkau untuk mempercepat pemulihan ekonomi yang ramah lingkungan.
- Penguatan regulasi keuangan dalam rangka mengembangkan sistem keuangan digital.
Diskusi akan menekankan dampak inovasi digital, yang tidak hanta fokus pada manfaat tetapi juga menahan potensi risiko yang muncul.
Dalam rangka mendukung kampanye penyelenggaraan G20 di Indonesia, Katadata menyajikan beragam konten informatif terkait berbagai aktivitas dan agenda G20 hingga berpuncak pada KTT G20 November 2022 nanti. Simak rangkaian lengkapnya di sini.