RI Defisit Perdagangan dari Cina US$ 2,4 M pada 2021, Apa Penyebabnya?

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra.
Ilustrasi. BPS mencatat, impor dari Cina mencapai US$ 56,23 miliar atau 28,6% dari total impor Indonesia tahun lalu.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
17/1/2022, 17.55 WIB

Defisit perdagangan antara Indonesia dengan Cina turun dibandingkan 2020 yang mencapai US$ 7,8 miliar. Ini melanjutkan tren penurunan sejak 2019 yang bahkan mencatatkan defisit mencapai US$ 16,9 miliar. 

Meski mencatat defisit dengan Cina, kinerja neraca dagang Indonesia secara keseluruhan pada tahun lalu berhasil mencatat surplus tertinggi sepanjang 15 tahun terakhir. Surplus neraca dagang 2021 sebesar US$ 35,34 miliar, tumbuh 63% dibandingkan surplus pada tahun 2020.

Peningkatan pada surplus neraca dagang tahun ini berkat pertumbuhan ekspor yang lebih tinggi dibandingkan impor. Nilai ekspor Indonesia pada tahun 2021 sebesar US$ 231,54 miliar atau naik 41,88% dari tahun sebelumnya. Ekspor komoditas pertambangan melonjak 92,15% menjadi US$ 37,9 miliar.

Ekspor industri pengolahan tumbuh 35,11% menjadi US$ 177,1 miliar, serta menjadi kontributor utama ekspor RI tahun lalu. Ekspor migas juga tumbuh dua digit sebesar 48,78% menjadi US$ 12,3 miliar. Sementara ekspor pertanian tumbuh paling lambat sebesar 2,86% dengan nilai US$ 4,2 miliar.

Dari sisi impor juga tumbuh tinggi sebesar 38,59%. Nilai impor tahun lalu US$ 196,2 miliar. Nilai impor untuk semua penggunaan barang meningkat terutama jenis bahan baku atau penolong sebesar 42,8%. Impor bahan baku tahun lalu US$ 147,38 miliar.

Lebih lanjut, nilai impor barang modal juga meningkat sebesar 20,77% menjadi US$ 28,6 miliar. Impor barang konsumsi tumbuh 37,73% menjadi US$ 20,18 miliar.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said