Rupiah Melemah 14.307 per US$ Imbas Alotnya Perundingan Rusia-Ukraina

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU
Ilustrasi. Rupiah pagi ini melemah bersama mayoritas mata uang Asia.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
11/3/2022, 09.41 WIB

Selain itu, sentimen negatif ke rupiah hari ini juga terpengaruh rilis data inflasi AS bulan Februari yang kembali menanjak. Inflasi mencapai 7,9% secara tahunan yang merupakan rekor tertinggi dalam 40 tahun terakhir.

"Ekspektasi terhadap kebijakan kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif meningkat dan ini memicu penguatan dollar AS terhadap nilai tukar lainnya," kata Ariston.

Sementara dari dalam negeri, menurut Aruston, belum banyak sentimen baru yang mendorong penguatan ke rupiah. Sejauh ini, keputusan pemerintah memperlonggar kebijakan pandemi seperti penghapusan wajib tes PCR dan antigen untuk perjalan domestik dapat mendukung aktivitas ekonomi dan mendorong penguatan rupiah ke depannya.

Senada dengan Ariston, analis Bank Mandiri Rully A Wisnubroto juga menyebut rupiah akan tertekan hari ini ke rentang Rp 14.275 hingga Rp 14.354 per dolar AS. Volatilitas rupiah hari ini masih tetap tinggi karena ketidakpastian akan prospek ekonomi global sebagai imbas perang Rusia dan Ukraina.

Imbas dari perang, pasar kini masih terus mengamati perkembangan harga komoditas terutama minyak yang mempengaruhi inflasi global. Selain itu, pergerakan rupiah hari ini juga dipengaruhi penantian pasar terhadap pertemuan pembuat kebijakan The Fed dan Bank Indonesia pekan depan.

Sementara analis DC Futures Lukman Leong memperkirakan rupiah masih cukup kuat dan bisa bergerak di kisaran Rp 14.250 per dolar AS, dengan potensi pelemahan hingga Rp 14.400. "Rupiah masih cukup kuat didukung oleh kenaikan harga komoditas," kata dia kepada Katadata.co.id.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said