Bank Dunia Peringatkan Lesunya Ekonomi Cina Berdampak ke Indonesia

ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Garcia Rawlins/aww
Ilustrasi. Bank Dunia memperkirakan perekonomian Cina tahun ini tumbuh 5%, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sebesar 5,4%.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
5/4/2022, 16.34 WIB

Risiko pertama ,yakni kebangkitan Covid-19. Kenaikan kasus Covid-19 selama beberapa bulan terakhir akan memukul sisi permintaan dan berdampak terhadap produksi meskipun relatif terbatas. Risiko kedua, penurunan  pada nilai perdagangan dan perlambatan ekonomi global.

"Dampak dari kombinasi shock tersebut signifikan ke pertumbuhan ekonomi. Simulasi menunjukkan bahwa guncangan ini dapat mengurangi sekitar 1,6% dari proyeksi awal pertumbuhan tahun ini, kecuali jika diimbangi dengan stimulus penyeimbang tambahan," kata Bank Dunia.

Dana Moneter Internasional (IMF) sebelumnya memperingatkan perlambatan ekonomi Cina menjadi salah satu risiko yang bisa mengubah jalur dasar proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kombinasi perlambatan yang lebih tajam dari perkiraan di sektor properti, Covid-19, dan respons kebijakan yang tidak memadai memunculkan risiko perlambatan tajam kegiatan ekonomi Cina. IMF mengkategorikan risiko ini pada level medium.

"Dampaknya ke ekspor yang lebih lemah, berkurangnya aliran masuk FDI, meningkatnya ketidakpastian yang mengarah pada investasi yang lebih lemah," kata IMF dalam Article IV Consultation 2022 pada akhir bulan lalu.

IMF menyarankan fleksibilitas nilai tukar untuk mengurangi dampak dari terms of trade (TOT) yang lebih lemah. Kebijakan fiskal dan moneter perlu untuk melunakkan dampak dari penyesuaian TOT, mempercepat reformasi struktural, serta meningkatkan upaya liberalisasi perdagangan.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said