Perang Rusia-Ukraina Mengancam Target RI Bebas Kelaparan pada 2030

ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wsj.
Ilustrasi. Tingkat kelaparan Indonesia menurut Global Hunger Index (GHI) menempati urutan ketiga tertinggi di Asia Tenggara pada 2021.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
7/4/2022, 12.16 WIB

Namun perang yang mengerek kenaikan inflasi bukan satu-satunya faktor yang dapat mengganggu tercapainya target pemerintah untuk mengentaskan kelaparan. Risiko lainnya, yaitu masalah degradasi lingkungan yang bisa mengganggu sisi produksi sehingga pasokan pangan terbatas.

Dalam studi International Food Policy Research Institute (IFPRI) tahun 2019, degradasi lingkungan dan perubahan iklim dapat membuat 11,4 juta masyarakat Indonesia kelaparan pada 2050.

Faktor lainnya datang dari kebiasaan buruk konsumsi yang kurang bertanggung jawab dengan menumpuknya sampah makanan. Dalam hitungan Bappenas tahun lalu, sekitar sepertiga dari semua makanan yang diproduksi hilang atau terbuang. Jumlah ini mencapai 0,5 kilogram per orang dalam setiap harinya pada 2019. Nilai nutrisi yang terkandung pada limbah makanan tersebut bisa mencukupi kebutuhan 125 juta jiwa.

"Jadi kita harus mewaspadai tiga hal ini, inflasi pangan, degradasi lingkungan, serta pola konsumsi kita yang tidak berkelanjutan, agar kita benar-benar bisa mencegah terjadinya kelaparan di masa depan," ujarnya.

Tingkat kelaparan Indonesia menurut Global Hunger Index (GHI) menempati urutan ketiga tertinggi di Asia Tenggara pada 2021. Indonesia mendapatkan skor indeks sebesar18 poin atau termasuk dalam level moderat. Skor ini telah berada di atas rata-rata global yang sebesar 17,9 poin.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said