Morgan Stanley Ramal Ekonomi Global Lebih Suram, Separuh di Bawah 2021

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Ilustrasi. Riset Morgan Stanley menyebut, langkah bank sentral global yang berupaya menjinakkan inflasi menekan pertumbuhan ekonomi.
Penulis: Agustiyanti
12/5/2022, 19.53 WIB

Riset Morgan Stanley menyebut, langkah bank sentral global yang berupaya menjinakkan inflasi menekan pertumbuhan ekonomi. Apalagi, krisis Ukraina yang menjadi penyebab lonjakan harga komoditas energi tampaknya tidak mungkin berakhir dalam waktu dekat.

Pekan lalu, bank sentral AS dan Inggris bergabung dengan ekonomi utama lainnya untuk menaikkan suku bunga dalam upaya mengatasi lonjakan inflasi. Bank sental sebelumnya menyebut lonjakan inflasi bersifat sementara sebagai dampak pembukaan kembali ekonomi global usai pandemi. Pernyataan ini muncul sebelum invasi Rusia ke Ukraina yang mendorong lonjakan harga energi.

Morgan Stanley mengatakan perlambatan pertumbuhan global akan terjadi secara luas bukan hanya di dua ekonomi utama, yakni Amerika Serikat dan Cina. Namun, mereka tidak melihat perlambatan substansial akan terjadi di Jepang dan India.

Bank Dunia juga sebelumnya memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 4,1% menjadi 3,2% pada tahun ini akibat perang Rusia dan Ukraina. Namun, ekonomi Indonesia diprediksi masih tumbuh di atas 5%. 

Halaman: