BI Ramal Tekanan Rupiah Mereda Tahun Depan, Ini Alasannya

Arief Kamaludin|KATADATA
Bank Indonesia
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Yuliawati
27/6/2022, 16.25 WIB

Sejumlah bank sentral negara maju mengumumkan kenaikan bunga acuannya seiring meningkatnya tekanan inflasi. Bank sentral AS, The Fed agresif menegrek bunga 75 bps, disusul bank sentral Swiss dan Inggris yang juga menaikkan bunga pada pertengahan bulan ini.

Langkah The Fed mengerek bunga ini yang kemudian membuat volatilitas di pasar meningkat dan menyebabkan rupiah melemah,. Dengan bunga acuan yang dinaikkan, kekhawatiran pasar kini meluas, yakni terhadap risiko resesi ekonomi di AS.

"Sehingga pelaku pasar condong untuk mencari safe heaven currency yaitu dolar AS," kata Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Edi Susianto kepada Katadata.co.id, Jumat (17/6).

Namun, ia berharap pelemahan tersebut hanya bersifat sementara. Alasannya, pasar masih melihat ekonomi RI berkinerja positif. Pertumbuhan ekonomi kuartal I bisa tumbuh hingga 5% dan neraca perdagangan yang masih mencetak surplus selama 25 bulan beruntun.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said