Kementerian Keuangan melaporkan realisasi penerimaan negara bukan pajak dari kekayaan negara dipisahkan (PNBP KND) mencapai Rp 35,5 triliun sepanjang semester I 2022. Setoran dividen ini belum mencakup bagian pemerintah atas laba Pertamina dan PLN.
Direktur PNBP sumber daya alam dan KND Kementerian Keuangan Kurnia Chairi menyebut setoran dividen ke negara tersebut naik 123% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan pada setoran dividen ini antara lain berasal dari PT Telekomunikasi melakukan pembayaran lebih awal.
"Pada tahun 2021 dividen PT Telkom dibayarkan di semester II, namun ini karena RUPS-nya sudah dilaksanakan maka diserahkannya di semester I," kata Kurnia dalam diskusi dengan wartawan secara daring, Kamis (4/8).
Pertumbuhan pendapatan ini juga didorong oleh kenaikan setoran dividen dari himpunan bank milik negara (himbara), seperti BRI, Mandiri, BNI dan BTN. Bank-bank BUMN menyumbang 70% dari total dividen.
BRI memberikan setoran dividen paling besar mencapai Rp 14 triliun, disusul Bank Mandiri Rp 8,7 triliun, dan BNI Rp 1,6 triliun. Total setoran dari tiga bank pelat merah ini melampaui target dividen perbankan tahun ini sebesar Rp 20,29 triliun.
Di luar perbankan, Telkom menjadi perusahaan pelat merah dengan setoran dividen paling sebesar yakni Rp 7,7 triliun. Selain itu juga ada setoran dari Pelindo Rp 1,3 triliun.
Selain Telkom dan Pelindo, BUMN non perbankan yang juga sudah menyetor dividen yakni MIND ID sebesar Rp 900 miliar, Semen Indonesia Rp 522 miliar dan Biofarma sebesar Rp 150 miliar. Sisanya berasal dari BUMN lainnya yang menyetor dividen kurang dari Rp 200 miliar.
Realisasi setoran dividen BUMN sebesar Rp 35,5 triliun sepanjang semester I ini merupakan 95,7% dari target tahun ini Rp 37,08 triliun. "Nanti masih menunggu setoran dividen Pertamina yang saat ini juga sudah selesai RUPS, mungkin setelah masuknya setoran Pertamina ini akan terpenuhi target tahun ini Rp 37 triliun," kata Kurnia.
Namun, Kurnia juga menjelaskan bahwa pertumbuhan pada pendapatan KND yang cukup signifikan tersebut belum menggambarkan kinerja secara keseluruhan. Pasalnya, realisasi setoran dividen BUMN sangat bergantung pada jadwal pelaksanaan RUPS yang sangat mungkin berubah setiap tahun. Dividen biasanya dibayarkan satu bulan setelah pelaksanaan RUPS.
Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya memperkirakan laba BUMN secara konsolidasi pada tahun 2022 akan meningkat hingga Rp 144 triliun. Kenaikan laba bersih ini sebagai hasil dari berbagai terobosan bisnis yang dilakukan perusahaan pelat merah, termasuk dalam hal digitalisasi.
Erick menuturkan, hasil dari transformasi di tubuh perusahaan pelat merah telah terlihat dari kenaikan laba konsolidasi pada tahun 2021 menjadi Rp 136 triliun dari tahun sebelumnya hanya Rp 13 triliun. Tahun ini, Erick menargetkan laba konsolidasi sebesar Rp 144 triliun.