Pertumbuhan Ekonomi RI Capai 5,4%, Rupiah Dibuka Menguat ke Rp 14.897

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.
Pekerja menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Rabu (5/1/2022).
Penulis: Abdul Azis Said
5/8/2022, 09.46 WIB

Nilai tukar rupiah ;menguat 36 poin ke level Rp 14.897 per dolar AS pada pembukaan pasar spot pagi ini, Jumat (5/8). Penguatan rupiah pada pembukaan perdagangan pagi ini ditopang optimisme pertumbuhan ekonomi domestik untuk periode kuartal II yang lebih tinggi dari kuartal sebelumnya.

Mengutip Bloomberg, rupiah berbalik melemah ke Rp 14.906 pada pukul 09.25 WIB. Tetapi ini belum menyentuh level penutupan kemarin di Rp 14.393.

Mayoritas mata uang Asia lainnya menguat terhadap dolar AS, kecuali yen Jepang yang terkoreksi 0,15% dan yuan Cina 0,4% sementara dolar Hong Kong stagnan. Mata uang Asia lainnya seperti won Korsel menguat 0,9% bersama peso Filipina 0,5%, baht Thailand 0,52% da dolar Singapura 0,04%.

Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan kembali melemah hari ini dengan sentimen ketegangan hubungan AS dan Cina. Ia memperkirakan kurs garuda melemah ke Rp 14.950, dengan potensi penguatan ke kisaran Rp 14.900 per dolar.

"Ketegangan yang berlanjut antara AS dan Cina bisa mengganggu perekonomian global dan ini bisa mendorong pelaku pasar berpikir dua kali untuk masuk ke aset berisiko," kata Ariston, Jumat (5/8).

Hubungan Cina dan AS kembali memasa setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan pada Rabu lalu. Cina merespons keras kunjungan tersebut dengan menggelar latihan militer di perairan sekitar Taiwan.

Di sisi lain, pasar juga memperhatikan isu resesi di AS. Perlambatan ekonomi terbesar dunia itu bisa menahan agresivitas bank sentral AS, The Fed dalam menaikkan suku bunga acuannya.

Rilis data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS semalam juga mengindikasikan pengangguran meningkat. Klaim pengangguran baru pada minggu lalu sebanyak 260 ribu, mendekati rekor tertingginya sejak November. "Ini bisa mendukung ekspektasi resesi di AS dan mendorong pelemahan dolar AS," kata Ariston.

Dari dalam negeri, pasar akan merespons rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal kedua pagi ini. Pertumbuhan ekonomi Q2 dilaporkan 5,44% secara tahunan, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya 5,01%.

"Hasil di atas 5% yang artinya tren pertumbuhan ekonomi masih positif, mungkin membantu penguatan rupiah," kata Ariston.

Reporter: Abdul Azis Said