Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, hampir seluruh provinsi sudah mencatatkan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal II lebih tinggi dari level sebelum pandemi. Hanya tersisa Bali yang perekonomiannya belum kembali ke level sebelum pandemi karena bergantung pada sektor pariwisata.
"Bali sudah tumbuh 3,04% secara year on year pada kuartal II, tetapi belum kembali ke level pandemi," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Jumat (5/8).
Mayoritas provinsi mencatatkan nominal Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan 2010 pada kuartal II 2022 lebih tinggi dibandingkan nominal PDB harga konstan kuartal II 2019. PDB nilai konstan secara nasional juga lebih tinggi, yakni dari Rp 2.735,2 triliun menjadi Rp 2.923,7 triliun.
Sementara itu, realisasi PDB nilai konstan Bali pada kuartal II sebesar Rp 37,9 triliun. Nominal tersebut masih lebih rendah Rp 2,3 triliun atau 94% dari level 2019 meski berhasil tumbuh 3,04% secara tahunan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut pemulihan ekonomi Bali yang lebih lambat dari provinsi lain karena daerah tersebut menggantungkan ekonominya terhadap sektor pariwisata. Sektor penyediaan akomodasi dan makan minum merupakan penyumbang terbesar yakni 17,6% terhadap struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bali.
"Penangan Covid-19 di negara lain tidak sebaik Indonesia, kasus Covid-19 masih tinggi seperti di Australia dan Jepang, sehingga pariwisata belum sebebas sebelumnya," kata Airlangga.
Faktor lain yang menyebabkan masih rendahnya wisata di Bali diduga karena harga tiket pesawat yang kini meningkat. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan sementara jumlah penerbangan yang tersedia masih belum maksimal.
Meski demikian, ia melihat tanda-tanda perbaikan pariwisata di Bali masih akan berlanjut di bulan-bulan mendatang. Optimisme tersebut seiring perbaikan mobilitas masyarakat seiring pandemi yang terkendali.
Saat Bali belum pulih, mayoritas daerah lain sudah berhasil lebih tinggi dari level normal. Provinsi dengan nominal PDB harga konstan jauh lebih tinggi dari level pra pandemi yakni Maluku Utara yang mencapai 151% dari pra pandemi, Sulawesi Tengah 136%, Papua 135%, Kalimantan Barat 112%, Sulawesi Utara 111%, dan Bengkulu 111%.
Beberapa provinsi yang paling cepat pulih dari pandemi tersebut berada di kawasan timur Indonesia. Hal ini tidak mengherankan, pasalnya pertumbuhan ekonomi di kawasan Maluku dan Papua sebesar 13,01% YOY pada kuartal II, tertinggi dibandingkan kawasan lainnya.